Bel pulang telah
berbunyi, aku dan teman – temanku tidak menyadarinya karena sangat serius
menghayati dan berimajinasi dengan cerita guru kami. Kami menyadarinya bel
pulang saat guru kami yang memberi tahu, namun sayangnya cerita yang
diceritakan guru kami belum juga selesai. Kami pun meminta kepada guru kami
untuk menceritakan kami cerita itu sampai selesai. Tetapi guruku harus pulang
karena dia sedang sibuk. Akhirnya, kami
semua bersiap untuk pulang. Sehingga membuat kami semua tergantung dengan
bagian cerita selanjutnya.
Saat perjalanan pulang dari sekolah, kami pun belum
selesai - selesainya bercerita dan menebak – nebak apa lanjutan cerita dari
guru kami. Tiba – tiba “prakkk....” Aira
salah satu teman kami menginjak tahi sapi basah yang ada di depan gerbang
sekolah karena sangat bersemangat menebak lanjutan cerita dari guru kami. Sepatunya
pun penuh dengan tahi sapi basah itu. Awalnya kami hanya menertawainya karena
tidak bisa menahan tawa kami, lalu kemudian kami menolongnya.
Mengapa dia bisa menginjak tahi sapi itu ?, karena dia
berjalan di depan kami. Sambil menghadap
ke arah kami dan menebak – nebak lanjutan cerita dari guru kami. Sebenarnya kami
sudah mengingatkan Aira, tetapi dia sangat lambat menyadarinya sehingga
menginjak tahi sapi itu. Akhirnya, dia pulang dengan salah satu sepatunya yang
penuh dengan tahi sapi. Kami pun hanya memberi tahunya, kalau jalan itu
menghadap ke depan bukan ke belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar