Selasa, 13 Oktober 2020

Cow Dung


           Bel pulang telah berbunyi, aku dan teman – temanku tidak menyadarinya karena sangat serius menghayati dan berimajinasi dengan cerita guru kami. Kami menyadarinya bel pulang saat guru kami yang memberi tahu, namun sayangnya cerita yang diceritakan guru kami belum juga selesai. Kami pun meminta kepada guru kami untuk menceritakan kami cerita itu sampai selesai. Tetapi guruku harus pulang karena dia  sedang sibuk. Akhirnya, kami semua bersiap untuk pulang. Sehingga membuat kami semua tergantung dengan bagian cerita selanjutnya.

            Saat perjalanan pulang dari sekolah, kami pun belum selesai - selesainya bercerita dan menebak – nebak apa lanjutan cerita dari guru kami. Tiba – tiba “prakkk....”  Aira salah satu teman kami menginjak tahi sapi basah yang ada di depan gerbang sekolah karena sangat bersemangat menebak lanjutan cerita dari guru kami. Sepatunya pun penuh dengan tahi sapi basah itu. Awalnya kami hanya menertawainya karena tidak bisa menahan tawa kami, lalu kemudian kami menolongnya.

            Mengapa dia bisa menginjak tahi sapi itu ?, karena dia berjalan di depan kami. Sambil  menghadap ke arah kami dan menebak – nebak lanjutan cerita dari guru kami. Sebenarnya kami sudah mengingatkan Aira, tetapi dia sangat lambat menyadarinya sehingga menginjak tahi sapi itu. Akhirnya, dia pulang dengan salah satu sepatunya yang penuh dengan tahi sapi. Kami pun hanya memberi tahunya, kalau jalan itu menghadap ke depan bukan ke belakang. 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...