Foto ini mirip dengan dia, sungguh mirip. Dengan cepat aku menelepon
Mina sampai beberapa kali, tapi dia tidak mengangkatnya. Mungkin Mina sibuk
dengan tugas sekolahnya atau membantu ibunya. Aku kembali memerhatikan foto
itu, aku yakin orang yang didalam foto itu adalah dia. Dia benar-benar berubah
mulai dari gaya berpakaiannya, gaya rambutnya, dan terlihat lebih tinggi. Saat
aku tengah mengaguminya tiba-tiba Mina meneleponku, langsung saja aku angkat.
“Halo Rin, ngapain telepon aku sampai 10 kali, ada hal
penting apa nih?. Aku kaget tahu, dapat telepon sampai sebanyak itu”. Tanya Mina
dengan heboh.
Rin adalah nama panggilanku, sedangkan nama lengkapku adalah Ririn.
“Maaf yah. karena aku, kamu jadi kaget”. Kataku sambil
menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
“Eh, nggak apa-apa kok.
santai aja kalau sama aku. hehehe”. kata Mina terdengar sambil tertawa.
“Rin, kenapa tadi kamu
telepon aku? Atau jangan-jangan tentang Fadli?” Tanya dia lagi dengan sangat heboh.
Sepupu Mina itu bernama Fadli, dan nama lengkapnya Muhammad Fadli.
“Kok kamu tahu sih, kan
aku belum cerita?… Kalau kamu, kenapa nggak angkat telepon aku?” Tanyaku juga tidak
kalah heboh dari Mina.
“Ya iyalah aku tau, aku
kan peramal. hehehe… kalau tentang aku nggak angkat telepon kamu, aku lagi BAB
bwahahaaa” jawab Mina dengan tertawa terbahak-bahak.
“Oh… eh, aku mau nanya
soal Fadli, boleh nggak?”. Tanya ku dengan mengubah posisi dudukku menjadi
tegak.
“Boleh dong, apapun
demi calon nyonya Fadli”. jawabnya sambil mengejekku.
“Gini, kan baru-baru
ada grup alumni SD nih. Fadli masuk nggak?” tanyaku lagi dengan mengabaikan
ejekannya.
“Tuh anak masuk lah.
Masa sih kamu nggak tahu nomornya?”. tanya Mina heran.
“Memang aku nggak tahu,
hehehe” jawabku sambil terkekeh.
“Fadli banyak berubah
yah. Gaya bepakaiannya, gaya rambutnya, sampai tinggi badannya.”. Sambungku
dengan mengagumi perubahan Fadli.
“Iya, aku juga nggak
nyangka sih. Tapi dari mana kau tahu perubahannya? kamu sudah ketemu dengan
Fadli?” tanya Mina dengan penuh penasaran.
“Nggak, terakhir aku
ketemu dia tuh pas sebelum tamat SD” Jawabku dengan sedih.
“Terus, tahu dari
mana?” tanya Mina lagi.
“Aku lihat fotonya di
WA” jawabku dengan cepat.
“Oh… eh, kamu sadar
nggak sih, udah tiga tahun kamu nggak mau dengar kabar Fadli lagi. Gara-gara
dia dekat dengan perempuan. hahaha” kata Mina dengan mengejek kemudian tertawa
terbahak-bahak.
“Nggak, aku nggak
sadar. Aku lagi tidur”. jawabku dengan malas. Kemudian kami tertawa bersama.
Dua jam telah berlalu, barulah kami memutuskan sambungan telepon. Banyak
hal yang kami bicarakan yaitu tentang sekolah, tugas, masa-masa SD dan SMP,
yang paling pokok adalah tentang Fadli. Masih kah Fadli dekat dengan perempuan
itu? pertanyaan itu terus berputar di otakku. Sedangkan kabar yang aku dengar
dari Mina tentang Fadli, Fadli berencana pulang ke rumah orang tuanya. Karena
selama sekolah diluar SULSEL, dia tinggal dengan kakaknya. Dia tidak pernah
pulang, hanya orang tuanya lah yang pergi menemuinya saat lebaran atau saat
orang tuanya rindu kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar