Rabu, 05 Agustus 2020

Metamorposa 2

Foto ini mirip dengan dia, sungguh mirip. Dengan cepat aku menelepon Mina sampai beberapa kali, tapi dia tidak mengangkatnya. Mungkin Mina sibuk dengan tugas sekolahnya atau membantu ibunya. Aku kembali memerhatikan foto itu, aku yakin orang yang didalam foto itu adalah dia. Dia benar-benar berubah mulai dari gaya berpakaiannya, gaya rambutnya, dan terlihat lebih tinggi. Saat aku tengah mengaguminya tiba-tiba Mina meneleponku, langsung saja aku angkat.

“Halo Rin, ngapain telepon aku sampai 10 kali, ada hal penting apa nih?. Aku kaget tahu, dapat telepon sampai sebanyak itu”. Tanya Mina dengan heboh.

Rin adalah nama panggilanku, sedangkan nama lengkapku adalah Ririn.

“Maaf yah. karena aku, kamu jadi kaget”. Kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

            “Eh, nggak apa-apa kok. santai aja kalau sama aku. hehehe”. kata Mina terdengar sambil tertawa.

            “Rin, kenapa tadi kamu telepon aku? Atau jangan-jangan tentang Fadli?” Tanya dia lagi dengan sangat heboh.

Sepupu Mina itu bernama Fadli, dan nama lengkapnya Muhammad Fadli.

            “Kok kamu tahu sih, kan aku belum cerita?… Kalau kamu, kenapa nggak angkat telepon aku?” Tanyaku juga tidak kalah heboh dari Mina.

            “Ya iyalah aku tau, aku kan peramal. hehehe… kalau tentang aku nggak angkat telepon kamu, aku lagi BAB bwahahaaa” jawab Mina dengan tertawa terbahak-bahak.

            “Oh… eh, aku mau nanya soal Fadli, boleh nggak?”. Tanya ku dengan mengubah posisi dudukku menjadi tegak.

            “Boleh dong, apapun demi calon nyonya Fadli”. jawabnya sambil mengejekku.

            “Gini, kan baru-baru ada grup alumni SD nih. Fadli masuk nggak?” tanyaku lagi dengan mengabaikan ejekannya.

            “Tuh anak masuk lah. Masa sih kamu nggak tahu nomornya?”. tanya Mina heran.

            “Memang aku nggak tahu, hehehe” jawabku sambil terkekeh.

            “Fadli banyak berubah yah. Gaya bepakaiannya, gaya rambutnya, sampai tinggi badannya.”. Sambungku dengan mengagumi perubahan Fadli.

            “Iya, aku juga nggak nyangka sih. Tapi dari mana kau tahu perubahannya? kamu sudah ketemu dengan Fadli?” tanya Mina dengan penuh penasaran.

            “Nggak, terakhir aku ketemu dia tuh pas sebelum tamat SD” Jawabku dengan sedih.

            “Terus, tahu dari mana?” tanya Mina lagi.

            “Aku lihat fotonya di WA” jawabku dengan cepat.

            “Oh… eh, kamu sadar nggak sih, udah tiga tahun kamu nggak mau dengar kabar Fadli lagi. Gara-gara dia dekat dengan perempuan. hahaha” kata Mina dengan mengejek kemudian tertawa terbahak-bahak.

            “Nggak, aku nggak sadar. Aku lagi tidur”. jawabku dengan malas. Kemudian kami tertawa bersama.

Dua jam telah berlalu, barulah kami memutuskan sambungan telepon. Banyak hal yang kami bicarakan yaitu tentang sekolah, tugas, masa-masa SD dan SMP, yang paling pokok adalah tentang Fadli. Masih kah Fadli dekat dengan perempuan itu? pertanyaan itu terus berputar di otakku. Sedangkan kabar yang aku dengar dari Mina tentang Fadli, Fadli berencana pulang ke rumah orang tuanya. Karena selama sekolah diluar SULSEL, dia tinggal dengan kakaknya. Dia tidak pernah pulang, hanya orang tuanya lah yang pergi menemuinya saat lebaran atau saat orang tuanya rindu kepadanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...