"Bismillah" notif chat dari dia.
Ia selalu mengawali pembicaraan dengan Basmalah saat chat melalui WhatsApp. Saat pertama kali melihat notif darinya, hati terasa senang, tenang dan bahagia.
"Selamat pagi😊" sambungnya.
"Selamat pagi😊" balasan pesanku kepadanya dengan tersenyum bahagia
"Sudah makan?" tanyanya perhatian padaku.
"Alhamdulillah sudah" jawabku sambil tersenyum, walau dia tak melihatku.
Hal yang paling sering ia tanyakan dan
khawatirkan adalah jadwal makan ku yang sering kali tidak teratur. begitulah
aku terkadang malas mengurus diri sendiri tapi sibuk mengurus orang lain. Aku
suka dengan dia memperhatikanku seperti itu. Rasanya kurang jika dia tidak
menanyakan hal itu. Begitu pun sebaliknya. Seiring berjalan nya waktu
kami saling mengirim pesan dan menanyakan kabar satu sama lain. Saat ini kami
lebih sering memberi kabar karena berjauhan dan tidak satu sekolah lagi.
Oya,
dulu kami satu sekolah di SMA Perjuangan. Di sekolah kami, penuh perjuangan untuk
menyelesaikannya. Begitupun dengan kami berdua yang selalu berjuang, berjuang
sekuat mungkin mempertahankan perasaan ini dan menghindari kesalahpahaman yang
mungkin terjadi. Wkwkwk maaf rada lebay, tapi memang iya. Ia tamat dari sekolah saat musim Covid
Nineteen. Iya! Si Covid itu yang membuat hampir seluruh sekolah di
Indonesia belajar Daring sampai sekarang. Membuat banyak Siswa/i mengeluh. Tapi
kita berdua tidak pernah mengeluh dan tetap berjuang kok😉. Berdo'a sama Tuhan ya teman - teman agar
pandemi Corona ini cepat berlalu agar kita cepat dipertemukan satu sama lain
tanpa pembatas masker yang menghalangi pandangan kita maupun perasaan, heheh.
Aminnn.
Oke lanjut! Kami
sebenarnya hampir seumuran, cuma yah dianya yang sekolah terlalu cepat. Jadi
status kami adalah senior junior disekolah. Padahal kelahiran kami cuma beda
satu bulan. Sekarang dia fokus untuk meneruskan pendidikannya dan aku
fokus untuk menyelesaikan sekolahku dulu. Kami saling support aja
biar sama - sama semangat menjalaninya.
Sekian:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar