Jumat, 31 Juli 2020

Prank

 
By: Andi As sahra




   Senin 27 Juli 2020 pukul 14:30. Handphone ku bergetar kemudian saat ku check  ternyata itu notif telegram "Cerpen akan dikumpul pukul 15.30" isi pesan dari notif telegram itu yang dikirim oleh Guruku. Rasa kesal dan rasa panik menyelimutiku hingga rasanya aku tidak ingin mengerjakannya tetapi, mengingat bahwa sebentar lagi aku akan masuk di Universitas impianku. Itupun kalau lulus hahaa. 

   Tringgg... suara notif telegram. “Hei, katanya cerpen akan dikumpul pukul 15.30” isi pesan dari temanku. Rasanya sangat panik,  beberapa detik kemudian notif telegramnya masuk lagi,katanya  “Aku sangat panik,judul dan isi cerpennya belum aku tahu,apalagi isi perasaannya dan cintanya untuk siapa. Gimana nihh?”. Mungkin dia berkata seperti itu tanpa menyadari. “Memangnya kenapa perasaanmu” kubalas  pesannya sambil tersenyum. Beberapa detik kemudian pesannya masuk dan katanya “Ketika lentikan bulu matanya 2 cm, alisnya berwarna hitam kecoklatan dan ajaibnya lagi ada pelangi dimatanya, itu membuatku tidak bisa menjelaskan perasaanku dengannya”. Tanpa kusadari ternyata waktuku membuat cerpen hampir habis.

    Aku dengan rasa panik mencari dimana Ibuku menyimpan leptopku. Kemudian saat kutemui, dia menyuruhku menggoreng 5 butir telur ceplok, 3 ikan asin dan 1 bungkus kerupuk nasi kuning. Dengan rasa yang sangat ikhlas aku mengerjakan semua perintah Ibuku dan rasanya sangat pusing memikirkan nasib cerpenku.Tringg...suara notif telegram grup “Pak... cerpennya dikumpul dimana?".Pesan dari temanku, kemudian pesan masuk “ Maksudnya?". Pesan dari Guruku. Dan disitulah aku menyimpulkan bahwa guruku salah mengirim pesan. rasanya sangat legah, dan berterima kasih kepada Tuhan. 
         


Kamis, 30 Juli 2020

Rindu

 Oleh : Nurzalzabila         
 
  Aku terburu-buru masuk ke dalam rumah untuk mengambil barang-barangku. Sore ini aku sudah masuk ke asrama lagi. Langkahku kupercepat karena teman ku yang sudah menunggu di depan. Aku begitu panik, karena barang-barangku belum semuanya kumasukkan ke dalam tas. Aku pun keluar mencari mama di teras rumah. Saat ingin melewati ruang tamu, ternyata sedang ada tamu yang tak kuketahui siapa. Aku pun permisi dan lewat di depan mereka. Setelah semua barangku beres, akupun pamit dan tak lupa juga pamit dengan tamu di depan.

           Aku pun menyalami tamu-tamu itu satu persatu, dan saat ingin menyalami seorang tamu. Aku begitu terkejut saat melihatnya. Dia laki-laki yang diam-diam aku kagumi saat pertama kali bertemu tiga tahun lalu, aku begitu terkejut melihatnya ada disini. Ini kedua kali kami bertemu setelah tiga tahun yang lalu. Hatiku berdesir saat melihat wajahnya dari dekat dan senyum yang diberikannya kepadaku. Aku pun tersadar dengan apa yang kulakukan, dan segera menundukkan pandanganku. Tangan yang semula ingin menyalaminya, langsung kutarik dan hanya menaruh kedua tanganku di depan dan membalas senyumnya.

           Setelah selesai akupun mengambil barang-barang ku dan lewat pintu samping, karena takut tidak sopan jika lewat depan. Pikiran ku terus saja mengarah pada laki-laki itu. Laki-laki yang selalu menganggu pikiranku, nama yang juga selalu kusebut di sepertiga malamku. Aku begitu senang, karena rindu yang sudah tiga tahun ini ku pendam akhirnya terbayarkan hari ini. Tanpa aku duga sama sekali. Terima kasih ya allah atas kejutan yang tak terduga ini. 

Rabu, 29 Juli 2020

METAMORPOSA



Oleh : Rahma aulia

           Saat ini umurku 17 tahun, sweet seventeen. Aku ingat dengan temanku semasa SD dulu. Saat aku berumur lima sampai sebelas tahun, kami satu sekolah. Sifatnya dingin, tapi saat masuk belajar sifatnya baik seperti mencari muka didepan guru. Aku tidak pernah suka dengan sifatnya.  Bahkan saat kami duduk dibangku kelas empat, dia pernah sekali mengganguku sampai aku menangis. Entah karena apa, aku lupa. Sejak saat itu dia menghindariku sampai tamat SD. Kami tidak satu SMP, dia lanjut sekolah di luar Sulawesi Selatan. Berbeda dengan temanku lainnya yang beda sekolah denganku, tapi kami sering bertukar kabar. Sedangkan dia, tidak pernah sama sekali.

            Kebetulan aku mempunyai teman yang bernama Mina. Mina adalah sepupu dekatnya. Bahkan Mina selalu memberitahuku tentang kabar sepupunya tanpa aku minta. Tidak jarang Mina mengejekku karna pura-pura tidak peduli kepada sepupunya itu. Sebenarnya aku pernah merasa bodoh amat dengan sepupunya. Karna dia dekat dengan sesorang atau apalah itu aku tidak peduli. Padahal yang aku tahu, dia itu anti perempuan. semenjak itu, aku tidak tahu lagi tentang kabarnya dari Mina. Bahkan saat lanjut SMApun aku tidak lagi bersama Mina. Aku lanjut di sekolah berasrama yang ada di kota ini. Sedangkan Mina lanjut sekolah regular, dan kami jarang bertemu.

            Saat aku membuka hpku, aku mendapatkan notifikasi WA “Anda baru saja ditambahkan di grup alumni SD”. Kemudian aku melihat semua anggota grup itu, Nomor yang aku tahu hanya Mina dengan sebagian teman SDku. Aku membuka satu persatu semua foto profil anggota, aku pikir dia tidak bergabung dalam grup itu. Baru saja aku ingin membuka foto profil yang terakhir, Tiba-tiba ada nomor yang tidak aku ketahui meminta di save back atau menyimpan kembali nomornya. Aku tidak langung membalasnya, tidak seperti yang dilakukan Mina ketika ada seorang cowok yang meminta di save back  langsung ditanggapi. Aku hanya membuka foto profilnya.  Lama aku memperhatikan foto itu, seperti mirip seseorang.

 

masih berlajut…

Perubahan sesorang bisa terjadi tanpa kamu sadari.

Sahabat?



Sahabat adalah teman yang selalu ada untuk kita,pada saat suka maupun duka... yah, berbicara tentang sahabat itu sih hal yang wajar.  Apa lagi di umur kita sekarang ini yang sudah remaja, pasti merasakan lika – likunya kehidupan. Disinilah sahabat berpengaruh penting untuk kita, karena mereka bisa memotivasi kita untuk selalu bangkit...

Aku, memiliki  seorang sahabat...  dia yang tau kisahku dari awal sampai sekarang. setiap ada masalah pasti selalu curhat ke dia hehe... . Dia orangnya asik dan selalu menghidupkan suasana ,di saat saya jatuh. Saat itu saya mengalami masalah yang sangat besar, saya tidak tau lagi mau cerita ke siapa... siang itu dia menghampiri saya di bawa pohon, lalu dia bertanya.
"hey kamu kenapa?" tanyanya 
"eh hey, nggak apa apa kok..." jawabku 

mulai dari percakapan itu, kami terus berlanjut ngobrol hingga saling tukaran sosmed. Seiring berjalannya waktu kami semakin dekat, hingga ada satu impian kami yaitu untuk lanjut pendidikan di SMA yang sama. Namun, impian itu tidak tercapai... aku belum di terima di SMA tersebut karena suatau hal. sedih sih rasanya cuman mau gimana lagi itu sudah kehendak dan rezeki dari ALLAH. aku melanjutkan perjuangan ku di SMA lain, dan alhamdulillah walaupun berbeda sekolah kami tetap berbagi kisah dan ilmu masing - masing.

Selasa, 28 Juli 2020

Greet Again

Sebelumya aku memang sempat kagum padanya, sewaktu dia masih satu sekolah denganku. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena ternyata dia dekat dengan seorang temannya. Tentu saja,  aku merasa risih dan ga enak kalau terus kagum padanya. Akhirnya, ku putuskan untuk tidak lagi melirik atau bahkan tidak pernah menstalk medsos miliknya lagi sampai-sampai aku dulu sempat memblokir nya dari semua medsos. Akhirnya, tidak lama setelah itu dia pun tak lagi satu sekolah denganku, sampai akhirnya aku benar-benar melupakannya dan tak pernah lagi saling menyapa seperti dulu bahkan tak pernah mendengar kabarnya. Terakhir, aku dengar dia masih dekat dengan temannya itu.  Maka dari situ, aku benar-benar putus harapan dan tak pernah mengharapkannya lagi hadir dalam fikiranku kapanpun. Aku berfikir, dia juga sudah lupa denganku semenjak tak pernah lagi bersua. Tapi, ada satu hal yang sampai ini masih aku ingat, dulu aku punya janji ingin memberinya sesuatu tapi sudahlah mungkin dia juga sudah lupa.

         Hari demi hari berlalu, memori tentangnya makin lama makin tenggelam. Bahkan, saat itu aku sempat  kagum dengan orang yang baru. Aku berhasil melupakannya. Tapi, entah kenapa tak lama setelah aku mengagumi orang lain saat itu aku sempat kefikiran dengannya lagi. Kuputuskan untuk membuka blokir medsosnya dan akupun kembali saling follow di medsos. Bukan apa-apa aku hanya ingin berteman, dan saat itu juga aku tidak pernah saling menyapa walaupun kita sudah saling berteman kembali.
   
         Tak lama kemudian, aku tak tahu kapan pas harinya itu dia membalas instastory milikku berkata apa kabar? Sungguh aku sangat heran tak tahu harus senang atau apa. Tapi jujur sih sebenarnya aku sangat senang dengan hal itu. Akhirnya pesan miliknya ku balas tapi percakapan itu tak lama dan sempat terputus lagi. Namun, di kemudian hari dia kembali mengirim pesan dan pesan ini dia kirim tak lagi melalui DM tapi berpindah ke via whatsapp.

Toxic

Part 1


Setelah sakit hati yang berkepanjangan,Aku memulai harinya kembali,meskipun seperti ada yang kurang,namun itu tidak seperti kemarin.Luka hatinya mulai pulih namun belum sembuh.
Hari ini tanggal 14 juni,sebuah notif dari Instagram muncul di layar handphoneku.Kupikir hanya grup chat atau komentar alay teman teman sosial media,namun setelah aku lihat ternyata itu sebuah Dirrect Messege dari masa lalu ku.

Dia Rey, kurang lebih 3 tahun tak pernah bertegur sapa dengannya,kita hanya sebatas viewers story selama 3 tahun ini.Namun baru saja kulihat pesannya di akun Instagram spam ku.
"Follback" tulisnya singkat.
"Sudah"jawabku.
"Sama sama" balasnya lagi
Tentu saja aku bingung,padahal aku hanya menjawab sudah.
Belum sempat kubalas pesannya itu,Rey mengirim pesan lagi
"Selamat berbuka puasa"
Kupikir hanya ucapan biasa,ternyata pesan kita berpindah ke WhatsApp

Seperti pada umumnya,tentunya Aku menanyakan kabar,dan apa kesibukannya akhir akhir ini.Rey mulai bercerita jika semua urusannya tertunda karena adanya pandemi yang melanda.Aku rasa bukan hanya Rey yang terkena dampaknya,bahkan hampir semua orang merasakan dampak pandemi ini.Percakapan mulai memanjang sampai kita berdua lupa waktu.Anak anak mulai riuh dijalanan membangunkan warga untuk sahur,kita berdua tidak tidur semalaman.Aku dan Rey begitu tidak sadar bahwa pesan demi pesan yang dikirim berujung sahur,akhirnya aku memutuskan untuk sahur duluan dan mengakhiri obrolanku dengannya.

Senin, 27 Juli 2020

Sepintas Literasi Pentigraf SMAN 6 Barru

Jamal Passalowongi

"Tidak boleh menyerah untuk menulis" kata-kata ini selalu saya tanamkan dalam pikiran saya, agar energi postifi kata-kata itu terus masuk dan terngiang dalam batin saya. Banyak orang ketika pandemi Covid 2019. mengalami masa-masa caos dalam menulis, literasi mereka terpuruk ketitik nadir. Padahal untuk memulai pasti akan memerlukan waktu meregenerasi kembai sel-sel literasi di otaknya. Literasi masa pandemik harus bangkit, Bila kita belajar dari kondisi literasi masa pendemik ini, maka akan muncul bentuk baru literasi. Ada yang menyebutkan literasi pendemik, tenryata bila dilihat dengan pandangan positif tanpa sikapa skeptis, maka pandemik ini disamping memiliki "horor" di dalamnya teryata juga menyimpan rahasia hebat. Dan rahasia ini hanya dapat diungkap bila kata "Tidak menyerah untuk menulis" terus berdengung di kepala kita.
Itu untuk pribadi, lantas bagaimana dengan siswa. Siwa adalah subjek dan objek literasi sekolah, saat ini memang literasi keluarga menjadi dominan selama BDR. Akan tetapi apakah berjalan efektif, literasi keluarga itu point pentingnya adalah keterlibatan orang tua dalam menguatkan kemampuan literasi dalam keluargaya. Hal ini tentu masih menjadi tanda tanya.
Saya tidak mau menunggu orang-orang melakukan penilaian terhadap literasi keluarga itu. Saya fokus siswa harus tetap bergiat dalam berliterasi khususnya literasi dasar-baca-tulis. Oleh karena itu, saya mencoba kembali memperkuat literasi siswa dengan meminta mereka mengisi blog kelas dengan tulisan berbentuk pentigraf. 
Mengapa Pentigraf, karena pentigraf ini adalah narasi yang hanya terdiri dari tiga paragraf, apakah paragrafnya lebar atau kecil saya serahkan pada siswa. Intinya saya hanya meminta mereka menulis setiap selesai BDR mata pelajaran bahasa Indonesia, Menulis kisah apa saja hanya dnegan tiga paragraf saya pikir mampu memberikan siswa sedikit ruang untuk melampiaskan kegerahannya selama BDR.
Walaupun saya tahu beberapa siswa protes "mengapa hanya 3 paragfar" Tapi saya yakinkan bahwa belajar itu dapat dimulai dengan hal-hal yang sederhana. Dan perlu juga diingat, walaupun tiga paragraf, pentigraf punya kesulitan sendiri, karena satu kisah diciutkan dalam bentuk tiga paragraf. 
Tapi semuanya akan buyar bila hanya dengan teori..ayo mulailah..tulis kisah apa saja, jangan takut..gerakkan penamu, bersiaplah memulai.





Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...