Selasa, 28 Juli 2020

Greet Again

Sebelumya aku memang sempat kagum padanya, sewaktu dia masih satu sekolah denganku. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena ternyata dia dekat dengan seorang temannya. Tentu saja,  aku merasa risih dan ga enak kalau terus kagum padanya. Akhirnya, ku putuskan untuk tidak lagi melirik atau bahkan tidak pernah menstalk medsos miliknya lagi sampai-sampai aku dulu sempat memblokir nya dari semua medsos. Akhirnya, tidak lama setelah itu dia pun tak lagi satu sekolah denganku, sampai akhirnya aku benar-benar melupakannya dan tak pernah lagi saling menyapa seperti dulu bahkan tak pernah mendengar kabarnya. Terakhir, aku dengar dia masih dekat dengan temannya itu.  Maka dari situ, aku benar-benar putus harapan dan tak pernah mengharapkannya lagi hadir dalam fikiranku kapanpun. Aku berfikir, dia juga sudah lupa denganku semenjak tak pernah lagi bersua. Tapi, ada satu hal yang sampai ini masih aku ingat, dulu aku punya janji ingin memberinya sesuatu tapi sudahlah mungkin dia juga sudah lupa.

         Hari demi hari berlalu, memori tentangnya makin lama makin tenggelam. Bahkan, saat itu aku sempat  kagum dengan orang yang baru. Aku berhasil melupakannya. Tapi, entah kenapa tak lama setelah aku mengagumi orang lain saat itu aku sempat kefikiran dengannya lagi. Kuputuskan untuk membuka blokir medsosnya dan akupun kembali saling follow di medsos. Bukan apa-apa aku hanya ingin berteman, dan saat itu juga aku tidak pernah saling menyapa walaupun kita sudah saling berteman kembali.
   
         Tak lama kemudian, aku tak tahu kapan pas harinya itu dia membalas instastory milikku berkata apa kabar? Sungguh aku sangat heran tak tahu harus senang atau apa. Tapi jujur sih sebenarnya aku sangat senang dengan hal itu. Akhirnya pesan miliknya ku balas tapi percakapan itu tak lama dan sempat terputus lagi. Namun, di kemudian hari dia kembali mengirim pesan dan pesan ini dia kirim tak lagi melalui DM tapi berpindah ke via whatsapp.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...