Senin, 24 Agustus 2020

Buruk Jadi Baik 2

Iya aku tau , biarin ajalah mereka emang aku pikirin" jawab Rara . "Eh kamu gak boleh gitu, kamu pikir yah... Emang kamu bisa tinggal sendirian tanpa teman teman di sekeliling mu?" Sambung Naura lagi " sadar Ra , teman adalah orng yang kamu butuh saat ini dan di masa yg akan datang" . " Iya aku tau,tapi mau gimana lagi? Aku udah terbiasa kayak gini. Belajar sendiri, mementingkan diri sendiri " jawab Rara dengan tegas . Setelah berbincang di kelas, Naura pun berfikir sebaiknya dia ajak sama Rara keluar kelas dan bicara berdua (pribadi) . "Ra... Ayo pergi jalan" ajak naura. " Males ah, ntar guru masuk terus kita telat masuk kelas " jawab Rara dgn perasaan bodo amat. " Gak ra ,ayo cepat" panggilan Naura sambil menarik tangan Rara .

Pada saat di jalan , Naura lansung mulai bicara sekaligus memberikan penjelasan, dan ingin mengubah Rara menjadi sosok anak yang mempunyai sikap dingin kepada teman teman yg lain. "Rara " sapa Naura . "Yaa.. kenapa?" Jawab Rara. "Ra kalau kamu terus terusan kayak gini bisa bisa kamu gak punya teman ,Sadar gak sih kamu. Teman teman selalu bicarain kamu , mereka selalu menilai jelek kamu" tegas Naura untuk Rara . "Iya sih , Sebenarnya Nau,aku juga kepikiran banget dengan sifat teman teman kayak gitu ke aku. Aku selalu mau ubah sikap tapi susah Nau" jawab Rara . "Iya aku faham ra gimana di posisi kamu, tapi kamu juga sih yang salah. Jadi aku gak bisa belain kamu" jawab Naura " Okeoke , Nau bantuin aku minta maaf ke teman teman yah, iya aku salah dalam hal pertemanan ini. Aku mementingkan egoku sendiri tanpa berpikir teman di sekitar ku" sambung Rara . "Alhamdulillah bagus deh kalau kamu mau berubah ,aku bangga Ra" jawab Naura dengan perasaan senang. 

Hingga Naura merasa sangat senang sekali, karena penjelasan nya dan penegasan nya untuk Rara tadi ,membuat Rara tersadar. Akhirnya, Rara pun minta maaf ke semua teman teman di sekolah. Dan dia memulai hari baru nya dengan lebih baik.

selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...