“Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.
“Hmm… iya ma” ucapku sambil
duduk dan masih menutup mataku.
“Hari ini kan kamu akan
masuk sekolah nak, emang nggak kangen sama teman-teman kamu” kata ibuku
membuatku membuka mataku semangat.
“Eh, iya yah maa, aku
mandi dulu yah” kataku sambil berlari masuk kedalam kamar mandi.
“Mama tunggu dibawah
yah, di meja makan” teriak mama ku didepan pintu kamar mandi.
“Iya maa” jawabku dari
dalam kamar mandi.
“Eh, nggak boleh bicara
dalam kamar mandi, sayang!” seru mama ku. aku hanya berdehem sebagai jawaban ‘iya’.
Setelah aku siap dengan seragam sekolahku lengkap dengan hijab dan tas,
akupun pergi ke meja makan. Terlihat mama ku dan kak Lugu sedang tertawa
bersama.
“Kayaknya ada yang lucu
nih” kataku sambil duduk di dekat kak Lugu.
“Gini adekku sayang,
gue cuman heran aja sama lo. Kok gaya bicara lo ke mama kayak bicara sama
sahabat lo. Nggak kayak dulu, dulu kalo bicara sama mama lo saring dulu “ Kata
kakakku sambil memulai memakan sarapannya.
“Eh kak, kalo sebelum
makan itu baca doa” ucapku sambil menatap tajam kakakku dan kak Lugu malah
terkekeh.
“Sudah-sudah, mama
nyaman kok kalo gaya bicara Ririn yang sekarang, malahan mama nggak suka kalau
terlalu kaku juga” kata mamaku sambil tersenyum kepadaku dan akupun tersenyum
juga. Emang senyum mama ku itu bikin nular hehe.
Setelah kami sarapan, kak Lugu mengantar aku kesekolah kemudian dia
pergi ke kampusnya.
Tak lupa, kak Lugu terlebih dahulu mengantarku ke asrama. Karena
laki-laki dilarang masuk ke asrama putri, jadi kak Lugu hanya mengantarku sampai gerbang
asrama saja. Kemudian akupun masuk kedalam asrama sambil mencari letak kamarku.
Tak lama kemudian aku menemukan nama ku di daftar nama yang tertempel didepan
pintu kamar, akupun masuk dan merapikan isi lemariku. Untung saja semua lemari
dan ranjang memiliki papan nama pemiliknya.
Asrama saat ini sepi, mungkin semuanya sudah pergi ke sekolah. Jadi aku
berjalan sendiri ke sekolah dan jarak antara asrama putri dengan sekolah sangat
dekat. Saat aku sampai di sekolah, aku nggak ingat dimana kelasku berada.
Akupun mulai berkeliling untuk mencari kelasku dari sekian banyaknya kelas. Dan
akhirnya aku melihat Mina sedang berbicara dengan seorang guru.
“Assalamualaikum Bu” Salam
ku kepada guru tersebut dengan berpura-pura tidak melihat Mina.
”Waalaikumsalam nak”
jawab nya.
“Maaf Bu, saya tidak
ingat dimana kelas saya Bu.” ucapku
“Ini kelas kita Rin”
kata Mina sambil menunjuk ruang kelas yang ada di belakangnya.
“Oh iya, kamu
benar-benar hilang ingatan nak? Saya ini wali kelas kalian” tanya guru tersebut
yang ternyata wali kelasku
“Iya Bu” jawabku
seadanya.
“Kalian masuklah ke
kelas, tidak lama lagi bel akan berbunyi” perintah wali kelas kami dan kemudian
aku dan Mina masuk kedalam kelas kami.
“Rin ini meja kamu, kita
duduk bersama loh” Kata Mina dengan tersenyum kepadaku dan menunjuk meja yang
ada didekatnya.
“Hmm” aku hanya
berdehem sambil meganggukkan kepala ku saja tanpa membalas senyumannya kemudian
duduk dikursiku. Aku bisa melihat sekilas senyumnya hilang.
“Rin, maafin aku yah,
karena aku nggak pernah jenguk kamu pas dirawat. Aku sibuk mengurus berkas-berkas
untuk pindah sekolah kesini.” Kata Mina sambil memegang lenganku.
“iya” ucapku singkat
sambil melepaskan lenganku dari tangannya.
“Andai saja kita pulang
bareng hari itu Rin, mungkin kejadian itu tidak terjadi. Kejadian itu membuatmu
berubah seperti ini” ucap Mina dengan suara yang sangat kecil. Tapi aku bisa
mendengarnya dengan sangat jelas.
‘Apa ini semua
gara-gara kamu Mina?’ batinku.