Minggu, 06 September 2020

Metamorposa 3

 Pranggggg… Bunyi gelas yang terjatuh dari tangan ku.

Gelas itu terjatuh karena aku kaget melihat Fadli. Fadli berdiri didepan rumahku sambil melihat kearahku. Dia terus menatapku, sampai akhirnya aku tersadar oleh teriakan mama.

“Ririn… kamu mecahin apa lagi nak?” teriak mamaku dari dalam rumah.

Tapi saat aku menoleh ke tempat Fadli berdiri, dia sudah tidak ada. Mungkin aku hanya berhalusinasi gara-gara selalu memikirkan bahwa Fadli akan pulang kampung.

“Gelas ma… Ririn nggak sengaja” jawab ku dengan nada bersalah.

“Yaudah, kalau begitu bersihkan serpihannya. Hati-hati” kata mamaku yang berjalan kearahku  sambil menyodorkan sapu.

“iya ma” jawabku dengan menerima sapu itu.

Mumpung hari ini libur,  jadi aku berencana mengajak Mina pergi ke pasar untuk cuci mata. Maksud aku cuci mata itu, lihat-lihat jualan dipasar seperti baju, tas, sepatu dan lainnya. Bukan melihat-lihat laki-laki. Baru saja aku akan menelepon Mina, dia menelepon ku lebih dulu.

            “Ke pasar yukk”  Ajakku dengan memulai obrolan.

            “Ngapain?” tanya Mina.

            “Cuci baju… ya iyalah beli barang” jawabku sambil bercanda.

            “Oh… aku mau, tapi di traktir yah, soalnya aku nggak punya uang nih. Hehehe “ kata Mina sambil terkekeh.

            “Okelah kalau begitu, tapi cuman seribu saja yah. hahaha” candaku dengan tertawa terbahak-bahak.

            “Jangan pelit Rinn” kata Mina dengan nada sedih.

            “Iya-iyaa… Tapi kita pakai motor kamu yah, soalnya mamaku sedang kaluar” Kataku.

            “Sip dahh… aku ganti baju dulu yah” kata Mina.

            “Aku juga akan ganti baju” kataku sambil mematikan sambungan teleponku dengan Mina.

Tidak lama kemudian, aku mendengar suara motor diluar rumah ku.

            “Ririnnnn” Teriak Mina dengan suara yang hampir memenuhi rumahku.

            “Iya-iyaa Mina, santai dong kalau teriak kampung orang nih” kataku sambil berjalan mendekatinya. Terlihat Mina telah lengkap dengan helm dan jaketnya, akupun juga begitu.

            “Upss, maaf-maaf…hehehe” kata Mina sambil terkekeh.

            “Yaudah, yukk jalan” kataku sambil mengambil alih sepeda motor Mina. Setiap kami pergi berdua, aku yang selalu   bonceng Mina. Aku nggak tahu kenapa, mungkin dia hanya malas.

Sesampainya dipasar, Mina lah yang selalu menunjukkan tempat penjual barang yang memiliki kualitas barang bagus dan aku pun hanya mengikutinya. Kami tidak lupa membeli gantungan kunci couple dan gelang bersama. Saat kami merasa lapar karena saharian keliling pasar, kamipun pergi ke tempat penjual bakso. Kenapa harus bakso? karena Mina pecinta bakso dan dirumahnya itu pasti ada bakso.

            “Rin, rasa bakso disini enak banget loh” ujar Mina sambil memakan lahap baksonya.

            “iya iya… tapi makannya hati-hati” kataku.

            “Mina” sapa seseorang dari belakang.

Aku dan Mina langsung membalikkan badan untuk melihat siapa yang memanggil Mina. dan ternyata dia…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...