Minggu, 20 September 2020

INSECURE

Oleh Thia Mutiara


  Merasa tidak percaya diri, merasa aneh, merasa tidak berguna, merasa tidak ada hal yang menyenangkan dari diri sendiri. Yaa aku pernah melalui masa-masa itu. Masa di mana aku selalu mengutuk diriku sendiri, merasa aku adalah orang yang sangat tidak beruntung, merasa Tuhan tidak adil.

  Ternyata mencintai diri sendiri itu jauh lebih sulit dari pada mencintai orang lain. Tidak mudah untuk berdamai dengan kenyataan. Kenyataan bahwa kita tidak sesempurna orang lain.

    Sosial media menjadi alasan mengapa aku menjadi insecure. Contohnya Instagram. Sebelum mengenal instagram kupikir hidupku baik-baik saja. Aku bangga terlahir menjadi aku saat ini. Aku tidak pernah mengeluh atas takdir yang diberikan Tuhan padaku.

     Namun setelah aku memasuki dunia maya dan aku melihat ternyata banyak sekali perempuan yang cantik, body goals, smart, good voice, kaya dari lahir, dan di kelilingi teman-teman yang menyenangkan.

   Terlintas dibenakku, mengapa mereka harus terlahir sesempurna itu? Mengapa tidak ada kekurangan dalam diri mereka? 

   Paling parah, aku menganggap Tuhan sangat tidak adil. Mengapa aku dilahirkan dengan penuh kekurangan? Aku tidak cantik, aku gendut, aku tidak pintar, dan aku tidak kaya raya. Mengapa tidak ada satupun poin positif yang aku miliki untuk aku banggakan. Mengapa?

      Karena perasaan insecure  yang aku alami, perasaan tersebut terus tumbuh secara berlebihan, aku mulai malu untuk show up di depan orang banyak. Aku mulai menjadi pribadi yang introvert, aku tidak suka keramaian, aku tidak suka orang menatapku, dan aku sangat malu untuk di ajak berfoto.

    Karena kekurangan fisikku ini aku menjadi tertinggal, yang tadinya aku memiliki kepercayaan diri yang tinggi, berani tampil di depan banyak orang, tidak malu menjadi sorotan, sekarang aku hanya diam. Aku tidak berani mengeluarkan pendapat dan tidak berani menunjukkan bakat.

   Aku hanya berani menjadi penonton, hingga pada akhirnya aku berniat untuk mengubah tampilan fisikku. Mencoba berbagai macam skincare untuk wajahku yang dipenuhi oleh jerawat. Membeli berbagai macam kosmetik yang sedang tren. Bahkan aku mengubah posisi gigiku dengan kawat gigi agar aku terlihat lebih cantiik.

      Aku hanya percaya bahwa aku pasti bisa menjadi cantik seperti perempuan lain yang ada di Instagram. Aku percaya bahwa cantik itu butuh pengorbanan dan butuh proses.

  Hingga pada satu titik aku merasa perjuanganku untuk menjadi cantik sia-sia. Semakin aku merawat diriku, semakin aku terlihat aneh. Mencoba skincare ini dan itu, yang ada malah wajah ku semakin hancur, jerawatku semakin banyak.

       Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang sempurna melainkan hanya Tuhan yang telah menciptakan kita. Dan menjadi seseorang yang tidak sempurna itu bukanlah kesalahan atau aib yang mesti membuat kita malu.

  Hal yang perlu kita lakukan adalah mensyukuri apa yang kita miliki, menerima segala apa yang ada dalam diri kita. Tidak perlu merasa takut dan berkecil diri.

  • Berhenti untuk membandingkan dirimu dengan orang lain
  • 2Belajar membuka diri terhadap dunia luar
  • Tunjukkan bakatmu, percayalah kamu itu hebat
  • Syukuri apapun yang kamu miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...