Oleh : Nurzalzabila
Hembusan nafas itu sangat kuat, dan tubuhku mulai merinding. Keringat dingin mulai bercucuran di keningku, aku pun langsung beranjak mencari gagang pintu yang ada di sebelah kiriku. Namun pintunya susah terbuka. Dan di belakangku terasa angin dingin yang berhembus seperti meniup pundakku. Suara hembusan nafas ini membuatku sangat takut, aku pun memberanikan diri membalikan tubuhku dan tidak ada siapa-siapa. Jantungku makin berdegup kencang, aku ingin berteriak tapi tidak bisa. Tubuhku rasanya kaku, badanku rasanya tidak bisa kugerakkan dan tiba-tiba ada sesuatu yang bergerak-gerak di atas kepalaku. Sekarang aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh rambutku. Sedikit demi sedikit dan kali ini sangat terasa kalau itu adalah rambut seseorang, sebuah rambut yang sangat panjang dan menutupi wajahku. Sekuat tenaga aku memberontak, namun seperti ada yang memeluk dari belakang . Aku semakin tidak bisa bergerak. Dan akupun mulai kesulitan bernafas, suara hembusan itu semakin lama semakin jelas dari atas kepalaku. Aku mulai membaca doa dalam hati. Namun sulit sekali untuk mengeluarkan suara sampai akhirnya aku bisa bergerak dan ketika aku lihat ke atas. Aku melihat sebuah wajah dengan mata yang sangat merah. Hanya beberapa detik saja aku melihatnya, dan tidak lama kemudian sosok itu menghilang. Badanku yang kaku sudah bisa aku gerak kan, dan aku segera berlari keluar.
Didepan aku bertemu dengan teman-temanku yang sedang menunggu di pos satpam depan sekolah. Aku pun menceritakan kejadian tadi kepada teman-temanku, semua temanku pun kaget. Lalu ceritaku di tanggapi oleh pak satpam yang ada disitu mengatakan aku memang salah. Aku salah karena sudah memakai kamar mandi itu. Kamar mandi itu memang angker karena disitulah terjadi pembunuhan. Makanya setiap malam lampu di matikan agar tidak ada yang masuk. Satpam itu lanjut berkata, dia tidak tahu kalau aku ada di dalam kamar mandi itu. Karena saat dia lewat, semua pintu kamar mandi terbuka dan kosong. Aneh, padahal jelas-jelas tadi aku berada di dalam kamar mandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar