Kamis, 17 September 2020

Metamorposa 4

 

Ternyata Fadli-lah yang telah memanggil Mina. Aku sangat kaget karena Fadli tiba-tiba muncul. Akupun seketika terdiam di hadapannya tidak tahu harus berbuat apa.

            “Eh, Fadli…” kata Mina yang kaget karena kedatangan Fadli.

            “Hai Rin” Fadli menyapaku, sedangkan aku hanya membalasnya dengan senyuman. Aku bingung harus berbuat apa, rasanya aku ingin pulang kerumah sekarang.

            “Kapan kamu datang? Aku kira kamu belum pulang kerumah mu.” tanya Mina kepada Fadli dengan penasaran”

            “Baru tadi pagi aku sampai dirumah.” Jawab Fadli dengan santai.

            “Lalu, ngapain kamu kepasar? Bukannya istirahat malah keluyuran” tanya Mina dengan panjang lebar.

            “Ini, disuruh sama ibu beli sayur sama ikan” kata Fadli sambil memperlihatkan belanjaannya.

            “Oh…” kata Mina ber-oh ria.

Aku hanya melihat mereka yang sedang berbincang-bincang sambil memakan bakso.

            “Rin, kok diam saja?” tanya Mina kepadaku membuat Fadli menoleh kepadaku juga.

            “Nggak apa-apa, ajak Fadli bicara saja. Aku cuman mau makan bakso” kataku sambil berbisik-bisik dekat telinga Mina.

            “Eh Fadli, Ririn mau kamu ikut makan bakso” kata Mina yang membuatku membulatkan mataku. Kemudian aku mencubit tangan Mina yang ada disampingku. Aku sangat yakin bahwa Mina belum membersihkan telinganya.

            “Siapa yang traktir nih?” tanya Fadli.

            “Ririn dong, iyakan Rin” jawab Mina dengan cepat. Aku hanya tersenyum terpaksa melihat tingkah Mina.

Setelah Fadli duduk tepat didepanku, suasana menjadi hening tidak ada yang memulai pembicaraan. Tiba-tiba pesanannya Fadli datang kemudian Fadli pun memakan baksonya itu. Tidak ada yang memulai percakapan, semua hanya sibuk makan. Aku ingin sekali bertanya kepada Fadli tentang kabarnya, sekolahnya bagaimana dan masih banyak lagi. Aku hanya membolak-balik bakso yang ada didalam magkokku. Aku takut bertanya kepadanya, nanti dia pikir aku terlalu kepo tentangnya.

            “Rin, Fadli aku mau pergi beli sesuatu dulu yah” kata Mina yang memecahkan keheningan, tapi membuatku terkejut.

            “Aku ikut” kataku dengan cepat.

            “Kamu disini saja, lagian tuh bakso belum habis. Lihat baksoku sudah habis. daahhh” kata Mina yang kemudian meninggalkan aku dengan Fadli. Otomatis, aku bingung mau ngapain, aku sudah tidak berselera makan. Tapi sayang baksonya, jadi aku paksakan memakannya. Tiba-tiba aku tersendat bakso kemudian dengan cepat Fadli memberiku air minum.

            “Makanya, hati-hati kalau makan” kata Fadli sambil mmeberi air minum kepadaku.

            “Iya-iya” sahutku dengan suara yang kecil.

            “Emang suara kamu kecil?” tanya Fadli sambil meemakan baksonya.

            “Nggak” kataku dengan suara keras. Sampai-sampai penjual bakso melihatku, akupun menunduk.

            “Kalau bicara sama aku, lihat aku” kata Fadli.

            “Hmm…” sahutku sambil melihat Fadli. Dia juga melihat ku, otomatis mata kami bertemu. Langsung saja aku memutuskan kontak mata dengannya dan melanjutkan makan bakso. Saat Mina telah kembali, baksoku dan bakso Fadli telah habis. Aku pun membayar bakso mereka.

            “Kalian mau langsung pulang?” tanya Fadli sambil mengangkat belanjaannya.

            “Iya, kenapa?” jawab Mina.

            “Aku antar kalian yah” kata Fadli sambil melirikku sebentar.

            “Kalau gitu, kamu sama Ririn saja” kata Mina yang sukses membuatku lebih terkejut lagi. 

            “Nggak, nggak dan nggak” kataku dengan cepat.

            “Ayolah Rin,  rumah kita-kan jauhan. mendingan sama Fadli saja. Sekalian aku mau jemput adikku di rumah temannya” kata Mina dengan wajah yang memohon.

            “Yaudah, Ririn sama aku saja” kata Fadli

            “Aku…..”

 

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...