Minggu, 20 September 2020

7 Days With Him (3)

 Oleh : Nur Fakhirah


(3)

            Aku mendengus kesal saat hawa dingin udara seakan menusuk sampai ke tulang-tulangku. Padahal tadi rencananya kami akan melakukan jogging, tapi semuanya kacau saat tiba-tiba hujan turun walaupun ini hanya hujan gerimis tapi udara dingin yang ditimbulkan seperti hujan deras. Untung saja bersamaan saat hujan turun tadi kami berada tak jauh dari sebuah mini market, ini juga sebenarnya sebuah keuntungan karena di kompleks perumahanku banyak toko dan mini market. “Mark kita masuk ke dalam mini market aja yuk, kalau tidak salah di dalam mini market ada di sediain alat seduh air panas jadi kita bisa makan mie cup di dalam” tanpa pikir panjang lagi Aku langsung menarik tangan Mark masuk ke dalam mini market.

            “Gimwana twadi? Mienya enwak nggwa Mwark?” Tanyaku pada Mark dengan mulut yang penuh dengan bakso. Jadi setelah kami makan Mie di mini market tadi kebetulan hujan sudah reda jadi aku mengajak Mark untuk singgah membeli bakso. “kalau mau bicara itu ditelan dulu makanannya, terus kalau makan pelan-pelan, mulut lo jadi belepotan sama saus nih”. Aku tertawa saat mendengar Mark berbicara, dia jadi seperti ibu yang memarahiku jika aku berbicara saat sedang makan. Lalu tiba-tiba saja aku membeku saat tangan Mark membersihkan ujung bibirku yang terkena saus. “Eh eh Mark nanti tangan lo kotor” Ucapku sedikit gugup, entah mengapa tiba-tiba saja jantungku berdetak dua kali lebih cepat seakan aku sedang melakukan lari marathon. “Ngga apa-apa, santai aja”. Dan tanpa disuruh Mark membersihkan ujung bibirku yang satunya lagi. “Aaaa ini ngga sehat banget buat jantung gue” Teriak ku dalam hati.

            Aku merebahkan badan ku saat aku sudah berada didalam kamar ku. Rasanya hari ini  menyenangkan sekali, hampir seharian aku menghabiskan waktu bersama Mark. Jika seperti ini bisakah aku meminta pada tuhan untuk menghentikan waktu ini sejenak. Padahal aku dan Mark baru bertemu sehari yang lalu tapi entah mengapa setiap kali bersamanya aku benar-benar merasa nyaman, dan ku harap ini bukanlah rasa nyaman sesaat saja, aku tak ingin rasa nyaman ini berakhir dengan cepat.

 

Bersambung …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...