Part 3
Aku melihat Ayahku yang sudah tak sadarkan diri dan Ibuku yang menangis sambil memangku kepala Ayahku. Aku dan Abyz langsung saja membawa Ayahku kerumah sakit. Didalam perjalanan tak hentinya aku merapalkan doa dan berusaha menenangkan Ibuku yang sedang memangku kepala Ayahku dibelakang.
Sesampainya dirumah sakit Ayahku segera dilarikan di ruang ICU.
“Yang sabar ya bu, pasti ayah baik-baik saja”. Ucap Abyz yang berada disamping Ibu sambil merangkul Ibuku dan aku.
Pintu terbuka, keluarlah Dokter “ Dengan keluarga pasien?”.Tanya nya sambil menatap kami satu persatu.
“Ya kami keluarganya Dok’. Ucap Abyz sambil melangkah kearah Dokter.
“Maaf kami tidak bisa menyelamatkan nyawa pasien”. Ucap Dokter. Aku yang mendengarnya pun tersentak. Aku hanya bisa menangis, jujur aku tak bisa mengucapkan apa-apa. Aku berusaha menenangkan Ibuku yang menangis histeris. Pikiranku saat ini hanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku dan Ibuku. Aku telah mengikhlaskan Ayahku. Bagaimanapun dia disana tidak merasakan sakit lagi.
Pemakaman pun tiba. Semua yang mengurus pemakaman ini adalah Abyz yang dibantu oleh Clara dan Cika. Aku selalu disamping ibuku dan merangkulnya erat sambil menatap pusaran ayahku. Air mataku tak bisa kutahan melihat Ayahku yang meninggalkanku dan Ibuku. Abyz dan kedua sahabatku selalu menghiburku. Setelah pemakaman aku beserta yang lainnya pulang kerumah. Dimana Abyz yang selalu menggenggam tanganku dan Ibuku yang ditenangkan oleh Clara dan Cika.
Dimana hari demi hari harus kupastikan aku dapat menjaga Ibuku dengan sebaik-baiknya. Prioritasku saat ini Ibu dan sekolahku. Harus kupastikan kedepannya aku dapat menjadi orang yang dapat mencukupi kehidupanku beserta Ibuku.
Bersambung…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar