Sabtu, 19 September 2020

SUARA HATI

Oleh:Aditya Saputra


 Sulit untuk menutup perasaan ini,rasa yang seiring berjalannya waktu akan semakin ingin memilikinya,semua bukan soal segalanya tetapi memilikinya akan sangat berarti untuk membuatku bahagia.Kadang kala aku merasa sedih dengan kehadiran seseorang yang membuatnya bahagia,terasa bukan hanya aku yang membuatnya bahagia,merasa gagal memiliki keaggunan wanitaku.Memilikinya bukan perihal yang mudah aku lewati,rasa kecewa dan cemburu seiring memilikinya kadang meluapi perasaanku,aku juga tak bisa marah kepadanya karena aku takut sesuatu kesalahan kecil yang melukai hatinya akan membuat satu alasan untuk meninggalkan ku.Bahagianya memiliki arti tersendiri buat ku dan kesedihannya hanya aku yang dapat merasakannya walau kadang ia selalu mebuat ku terpuruk tapi tak mudah untuk melepasnya,kadang kata kata yang keluar dari mulutnya membuat ku bertanya"kurang apa lagi,aku sangat menyayangimu,apakah kau benar-benar menyayangiku".

Hati lembut ini selalu ingin meminta belas kasih dari mu kadang aku berpikir"apakah perassanmu sama dengan apa yang kurasakan saat ini",untuk hati yang rapuh ini,ia terlalu mencintaumu selalu ingin memilikimu.perasaan bahagia yang sering muncul ini adalah rasa beruntunya aku memiliki wanita sepertimu walau aku tahu sekarang hatimu belum sepenuhnya untuk ku,kadang kau lebih merasa bahagia ketika bersama temanmu yang membuat ku kadang merasa terkalahkan dengan kebahagiaanmu bersama temanmu.

Bukan hal yang salah si bahagia bersama teman-teman tapi ada yang lain yang kurasakan dan aku juga jarang mempermasalahkannya karena wajar saja kalau dia bahagia bersama temannya karena aku merasa,aku yang baru datang dalam hidup nya punya hak apa aku untuk melarangnya.Sebagai lelaki sikap sadar itu harus di miliki bagi laki-laki,kita tidak boleh mengekang dan mempersulit hidup sendiri dan orang lain.Andai dia bisa membaca suara hati ini.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...