Minggu, 20 September 2020

Good girl

 Part 4

Hari demi hari. Tahun berganti tahun. Dimana aku dinyatakan lulus Cumlaude jurusan Manajemen Bisnis. Aku sudah merintis beberapa bisnis. Kini aku sedang ldr dengan Abyz, dia sedang melanjutkan kuliahnya di luar negeri tepatnya di Belanda dikarenakan permintaan dari Ayahnya. Berbagai masalah yang datang dari hubungan kami namun kami berusaha untuk mengerti satu sama lain. Clara dan Cika pun satu Universitas disekolahku. Dimana Clara yang mengambil jurusan Kedokteran dan Cika yang mengambil jurusan Hukum. Walaupun kami sibuk satu sama lain tapi kami masih sering menyempatkan waktu untuk bertemu. 

Ibuku kini sekarang sudah mulai mengikhlaskan kepergian Ayahku. Lewat dorongan dan semangatnya lah aku bisa sampai sekarang. Membangun usahaku sendiri, dari aku yang selalu bekerja part time membantu Ibuku untuk membiayai kuliahku. Sekarang Ibuku tak perlu lagi bekerja dari pagi sampai malam untuk mencukupi hidup kami. 

Hari ini adalah kepulangan Abyz dari Belanda setelah menyelesaikan kuliahnya. Dia telah memintaku untuk menjemputnya di Bandara. Aku pun sudah mengenal kedua orang tua Abyz, mereka dulu tak pernah membahas bagaimana perekonomian keluargaku. Mereka menerimaku apa adanya, pikirku yang sedang menunggu Abyz diruang tunggu Bandara. Setelah beberapa menit aku melihatnya berjalan menujuku sambil menggeret kopernya. 

“Hy, gimana perjalanannya?”. Tanyaku sambil tersenyum dan memeluknya.

“Alhamdulillah lancer-lancar aja si”. Ucapnya membalas pelukanku. Hingga akhirnya kami pun pulang.

Aku bersyukur dimana perjuanganku tidak sia-sia. Dimana aku telah sampai pada tahap ini. Aku mempunyai Ibu , pacar , dan sahabat yang selalu ada dibelakangku untuk menyemangatiku. Setiap sebulan sekali tentunya aku dan Ibuku selalu mengunjungi makan Ayahku sekedar untu melepas rindu. Dimana kedepannya aku harus menjalani hidupku yang lebih baik lagi. Tentunya bersama orang-orang yang aku sayangi.

TAMAT. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...