Oleh : Nabilah Nurul Inayah
Part 2
Aku terus berharap, dan selalu kuberharap akan keberhasilanku untuk mendekatinya. Meraih dia yang terlalu jauh untuk ku dekati. Hari terus berganti, kesempatan untuk lebih dekat dengannya kini memihakku. Aku sering bertemu dengannya, dengan sosok kakak kelas yang kutunggu diawal pagi di sekolah kami. Walaupun hanya sebatas melihatnnya lewat. Menunggu hal luar biasa yang selalu kuhadapi, yang mungkin luar biasa hanya untukku, bukan untuk dia yang belum menyadarinya.
Banyak hal yang kini telah kuketahui dari dirinya, semakin kutahu, semakin dalam aku menyukainya. Seolah hanya dia satu-satunya yang ada dikepalaku. Menghiasi hari, disetiap kesempatan yang kulalui. Walau jarak memisahkan aku dan kakak kelas itu. Namun satu hal yang belum bisa kulakukan, dan saharusnya ini kulakukan sejak lama, sejak pertama kulihat dia. Tapi keberanianku telah entah kemana bersama rasa yang membuatku merasa canggung untuk menyapanya. Walau ini sederhana, tapi bagiku ini hal yang sangat sulit dan tak mudah untuk kulakukan.
Tak seperti biasa sapaan yang kuberiakan pada kakak kelas yang lain. Beda itu wajar, ini mungkin rasanya. Karena rasa itu berbeda saat kutemui pria manapun selain dia, kakak kelas itu. Aku sadar akan perasaan itu, dan aku mengetahinya kalau aku menukai sosok kakak kelas itu. Tak bisa kupungkiri lagi, ini telah berlangsung lama. Hampir setahun, namun tertunda. Hanya karena aku yang tak tahu cara mengungkapkannya hanya bisa sekedar melihatnya dari jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar