Minggu, 20 September 2020

7 Days With Him (4)

 Oleh : Nur Fakhirah


(4)

            Tak terasa sudah 5 hari berlalu sejak aku dan Mark bertemu. Dan tak terasa pula selama 5 hari itu aku dan Mark banyak menghabiskan waktu bersama, benar-benar momen yang menyenangkan. Seperti saat ini aku dan Mark sedang berada ditaman kompleks perumahan untuk menghirup udara malam yang segar. “Jadi kapan lo bakal kembali ke Kanada?” Tanyaku pada Mark. Saat melontarkan pertanyaan tersebut ada rasa sedikit sesak didalam hati ku. Aku tak sanggup mendengar jawaban Mark, tapi aku juga sangat penasaran. Rasanya jadi serba salah saja. “Mungkin dua hari lagi” Jawab Mark tanpa melihat ke arahku. Aku sedikit menundukkan kepalaku saat mendengar jawaban Mark, rasa sesak yang ku rasakan tadi jadi semakin bertambah.

            Setelah pulang dari taman kompleks pikiran ku menjadi kalut. Kenapa aku bisa memiliki perasaan seperti ini pada Mark, padahal pertemuan pertamaku dengannya tidak berkesan baik, tapi mengapa selama 5 hari menghabiskan waktu bersamanya, perasaan yang ku cegah agar tidak semakin tumbuh malah menjadi sebaliknya. Aih semakin memikirkannya membuat perasaan sesak itu muncul lagi.  

            Di saat aku masih terus saja termenung, orang yang sejak tadi kupikirkan tiba-tiba saja muncul di ambang jendela kamarku “Kalau malam tuh jendela kamar ditutup, bukan dibiarin terbuka begini!, lo mau kemasukan maling” Aku mendegus kesal mendengar Mark berbicara, entah mengapa nada biacaranya terdengar begitu menyebalkan ditelinga ku. Dia ini bisa menyenangkan sekaligus menyebalkan dalam satu waktu. “Lo juga yang salah ngapain larut malam ke rumah orang!” Ucapku dengan nada ketus. “Itu… lo mau ngga temenin gue ke bioskop besok setelah lo pulang sekolah?” Tanya Mark sambil menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal. Jujur saja aku sangat senang saat mendengar ajakan Mark tapi aku berusaha untuk tetap terlihat tenang jadi aku hanya mengangguk sebagai jawaban. “Kalau begitu sampai ketemu besok dan jangan lupa mimpi indah” Dan setelah itu Mark benar-benar sudah kembali ke rumahnya, menyisakan diriku dan suara degup jantungku yang tak mau berhenti berdebar kencang.

           

Bersambung ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...