Jumat, 25 September 2020

Live a life

 

Oleh : Ismi Nadya RJ

       Diusia muda ini ia harus hidup dengan penuh kekosongan tak ada satupun yang menyenangkan seruan mereka terlihat menyampaikan dunia ini tak adil baginya. Kalimat yang penuh arti terkadang tak selalu membuktikan, apakah hanya ia seorang yang merasakannya? Sesekali ia pandangi langit yang terlihat hanyalah abu-abu dan beberapa cahaya kilat, awannya yang merintikkan buih-buih airnya yang jatuh lembut di mata dan tak lama dari itu buih-buih airnya semakin deras dan jatuh serasa menusuk.

Kebanyakan orang menghindari turunnya hujan karena beberapa orang tak suka arti basah beda halnya bagi penderita depresi, stress dan pluviophile sebagian dari mereka menganggap hujan adalah obat serta anugerah baginya karena disitulah kenikmatan yang sesungguhnya yang ada pada mereka, karena matahari baginya selalu menghadirkan kenangan buruk sebab cahaya yang mereka lihat telah mengkhianatinya.

Hidup ini bagaikan sebuah piano, kebahagiaan sebagai tuts yang berwarna putih dan kepedihan sebagai tuts yang berwarna hitam. Apabila kedua tuts digabungkan menjadi satu dan beriringan maka dari nada-nada tersebutlah akan tercipta susunan-susunan lagu yang indah dan harmoni. Begitulah kepedihan tak akan jauh dari kebahagiaan seperti tuts putih yang mencari tuts hitam yang tak jauh dari tempatnya.


Kamis, 24 September 2020

Dia


    Sakit hati dan putus cinta adalah hal yang wajar dan pasti dialami oleh setiap orang di dunia ini, terutama aku. Rasanya capek jika harus mengenal orang baru apabila hubungan yang kita jalani ini harus berakhir. Hingga pada suatu saat aku memutuskan untuk membuka kembali hatiku yang telah beberapa saat ku tutup untuk orang lain karena mengharapkan mereka yang telah pergi untuk kembali. Awal pertemuan ku dengan Dia memang tak bisa di duga bagaimana kedepannya. Ya, Dia adalah pria yang membuat hatiku terbuka kembali untuk kesekian kalinya. 

    Aku yang menganggap bahwa pacaran dengan anak pelayaran adalah suatu hal yang mustahil untuk kulalukan, itu karena aku paling tidak suka dengan yang namanya pelaut, taruna ataupun yang namanya pelayaran dan selain itu juga karena aku tidak memiliki kenalan seperti teman yang berprofesi sebagai pelaut. Namun aku sangat suka dengan laut, rasanya setiap aku ke laut semua masalah atau beban yang ku alami atau kuhadapi hilang begitu saja dibawa oleh hembusan angin. Rasanya tenang dan damai mendengar suara ombak dan angin yang berhembusan di laut itu. Aku yang awalnya sangat tidak suka dengan yang namanya pelaut menjadi sebaliknya dan itu semua terjadi karena Dia

    "Eh inikan teman TK ku" kata ku dalam hati, sambil melihat permintaan pertemanan seorang cewek di FB ku. Setelah beberapa menit aku mengecek FB nya dan ternyata benar dia adalah teman TK ku, lebih tepatnya sahabat ku. Setelah ku konfir permintaan pertemannya aku memberanikan diri untuk mengechat nya. Yang tadi aku pikir dia sudah melupakanku dan sudah berubah tapi ternyata tidak dia masih seperti Alin yang dulu. Ya, namanya Alin dia adalah salah satu sahabatku sewaktu TK dulu di Sorong, sebelum aku pindah ke Makassar.

    Waktu berjalan begitu cepat, kami semakin akrab dan dari Alin aku juga kembali menemukan sahabat ku yang satunya lagi namanya Dea. Tetapi untuk beberapa saat aku lost contact lagi dengan Alin dan hanya sekedar berbagi kabar dengan Dea. Sampai pada suatu waktu di tengah-tengah perbincangan kami yang sangat seru itu dea menceritakan kepadaku seorang cowok yang katanya dia juga adalah teman ku, tetapi entah mengapa aku tidak mengingatnya.

    "Eh Ayu kau masih kenal Ardan kah tidak?" Tanya Dea kepadaku. 
    "Ardan itu siapa?" Balasku.
    "Ardan teman TK kita juga, jangan bilang ko sudah lupa dengan dia. Eh dia sekarang sudah jadi taruna tuh" kata Dea kepadaku yang seolah membanggakan Ardan.
    "Aih sa tidak ingat Ardan itu siapa. Terus kenapa kalau dia jadi taruna" jawabku dengan cuek. 
Setelah itu dea lalu mengirimkan ku kontak whatsapp Ardan dan menyuruh ku untuk mengechat nya.
    "Nda ah, takut sy. Siapa tau dia sudah tidak kenal dengan saya" kataku kepada dea dengan ragu. 
    "Tidak, bilang saja ini Ayu rada" jawab dea. 
Keesokannya akupun memberanikan diri untuk mengechatnya. 
    "Svback" chat ku dengan penuh keraguan.
    "Sorry, ini siapa eee??😅" balasnya. 
    "Ayu rada" jawabku kembali. 
    "Oh tmn sd ka?"

    Setelah chatku itu di balas rasanya sangat senang bisa saling berkomunikasi dengan teman-teman lamaku. Hari semakin berlalu dan kamipun sering chat-an dan itu hampir setiap hari bahkan setiap jam, aku seperti merasa pembahasan kita memang tiada habisnya. Aku semakin akrab dengannya hingga bahkan kita pun saling berbagi cerita tentang kesibukan masing-masing, saling cerita beberapa pengalaman, bahkan disaat dia sedang sibuk karena waktu itu dia sedang dikapal, dia bahkan menyempatkan dirinya untuk mengabari atau membalas chatku. Selain itu disaat dia sedang bermain game, dia juga menyempatkan dirinya untuk chat denganku bahkan dia tak segan menelfonku hanya untuk menyuruhku menemaninya bermain game. Tetapi, semakin aku serinh chat dengan Dia disaat itu pula perasaan ku mulai aneh, aku berusaha meyakinkan diriku dengan berkata dalam hatiku "Mungkin cuman perasaanku saja, aku sudah capek untuk menyukai orang lain karena ujungnya juga akan sama nantinya yaitu berakhir putus". Kataku dalam hati.

   Saat itu entah mengapa perasaanku ini menjadi aneh setelah chat dengan Dia, padahal kami baru beberapa hari akrab tapi rasanya kedekatan kami sudah melampaui kata teman. Dia sering menceritakan kesehariannya di kapal saat itu berhubung memang saat itu Dia sedang berlayar. Dia juga sering menceritakan kepadaku tentang keluarganya, dan disaat itu pula aku merasa bahwa sepertinya dia telah menganggapku spesial tetapi aku tidak ingin terlalu berharap lebih kepadanya. Hari demi hari kita lewati, hingga tiba saatnya memasuki bulan Ramadhan di bulan Ramadhan ini memang kusadari hubunganku dengan Dia semakin dekat, Dia sering menelfonku ketika waktu sahur, begitupun denganku jika aku yang bangun duluan aku yang membangunkan Dia sahur dengan cara menelfonnya. 

    Seiring berjalannya waktu hubungan kami menjadi sangat dekat, ditambah lagi dia sering menelfonku, entah itu ia sudah selesai bekerja tepatnya ketika malam hari atau pada saat Dia lagi jaga malam atau bahkan sesibuk apapun Dia, ia pasti menyempatkan dirinya untuk mengabariku. Bahkan panggilan Dia ke aku sudah bukan namaku tetapi yah sebutan layaknya orang pacaran. Tiada hari yang kami lalui tanpa bertelfonan kecuali pada saat Dia pergi lagi berlayar, tetapi jika kapalnya sudah hampir sampai di tempat tujuannya ia masih menyempatkan dirinya untuk mengabariku baik itu hanya dengan chat atau bahkan Dia berusaha untuk mendapatkan sinyal dengan keluar ke atas kapal hanya untuk mengabariku. Dari situlah aku mulai marasakan bahwa diriku di prioritaskan olehnya. Hingga pada suatu saat ia memperkenalkan ku kepada teman-teman dekatnya sebagai pacar, padahal aku sendiri bingung kapan kita jadiannya dan kapan dia menyatakan perasaannya itu kepadaku, aku bahkan bingung pada saat itu menanggapinya dengan perasaan senang atau sedih.

    Ya begitulah hidup tidak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya. Aku yang pada awalnya tidak ingin menerima pria manapun, tetapi takdir ku pada saat itu berkata lain. Aku harus menerima orang baru lagi didalam hatiku. Seperti layaknya orang pacaran pada umumnya tetapi yang membedakannya kita LDR dan kita hanya bisa berkomunikasi lewat hp, dan untuk bisa bertemu dengan dia aku harus menunggu 1 tahun hingga Dia lulus dan pindah ke makassar. Otomatis perasaanku juga semangat untuk menanti 1 tahun itu, aku berusaha sabar meskipun setiap kali melihat orang pacaran bisa bertemu dengan pasangannya setiap rindu, tapi apalah daya kita yang hanya bisa telfonan jika rindu. Ya, memang pacaran dengan anak pelayaran itu tidak mudah, terlalu banyak rintangan yang berat harus dilalui, mulai dari ditinggal untuk beberapa hari atau minggu bahkan sampai berbulan-bulan. Tapi aku percaya dan aku berusaha untuk meyakinkan diriku bahwa penantian 1 tahun ku tidak akan terbuang sia-sia. 

Untukmu Ibu Part 2

 Oleh : Astri Dita Kashari

Ibu,  tengoklah kebawah. Lihat putrimu yang lemah ,putrimu yang rindu kasih sayang ,putrimu yang menginginkan mu kembali. Selama Ibu meninggalkanku semua urusan hidupku saya sendiri yang mengerjakannnya. Hal inilah yang membuat diriku menjadi anak yang mandiri.

Ibu, ku ketik tulisan-tulisan ini hanya untuk meluapkan betapa aku merindukanmu . Ibu, Aku kadang iri melihat mereka yang masih bisa tersenyum bahagia bersama Ibunya. Yang masih bisa mencium Ibunya ,memeluk Ibunya, makan bareng Ibunya ,dijenguk ibunya di asrama, jalan bareng Ibunya, bercerita tentang semuanya kepada Ibunya. Tapi aku?? Aku hanya bisa nangis melihat mereka bahagia,aku terbawa masa lalu saat indah bersama Ibu.

Ibu! terkadang aku meminta sama Allah untuk mempertemukan kita secepatnya, tapi aku mengerti ini telah menjadi ketentuan bahwa setiap yang bernyawa akan meninggal Pada akhirnya inilah waktunya engkau meninggalkanku. Ibu!..Insya allah suatu saat nanti kita akan berkumpul di alam keabadian itu Bu, Ya ALLAH  Sertakan selalu Ibuku di setiap perjalananku..Hadirkan dia dalam setiap langkahku untuk mewujudkan cita-cita yang telah aku janjikan untuknya..Hadirkan dia dalam setiap mimpi dalam tidur aku..Tempatkan dia di surga terbaikmu bersama orang-orang beriman..Sayangi dia sebagaimana aku dan keluarga ku menyayanginya..Peluk dia erat seerat-eratnya ya allah jangan biarkan dia bersedih & jaga dia untuk aku ya allah"

I REALLY MISS YOU Ibu, Terimakasih atas segala jasa-jasamu yang telah merawat Menjaga, menyayangi bahkan membesarkan aku Ibu, maaf karena aku belum sempat membalas segala jasa-jasa mu. meskipun aku tau Ibu tak pernah mengharapkan imbalan apapun, beristirahat yang tenang di alam keabadianmu. Tetaplah hadir dalam setiap mimpiku.

Bersambung...

Kehilangan


 By Nhayla Ali 


      Sakit memang ketika kita kehilangan orang yang sangat berharga dalam hidup ini. Ini bukan tentang dia pergi tapi ini tentang dia telah hilang(sesuatu yang tak akan perna kembali lagi).perkenalkan namaku jelita, cerita tentang kehidupanku......

        Aku anak pertama,dulu aku sangat dimanja oleh ibuku,yah oleh ibuku bukan ayahku.dulu aku selalu bertanya-tanya pada diriku sendiri mengapa didikan ayah dan ibuku berbeda beda.jujur ibuku sangat mengerti tentang bagaimana anak perempuannya tumbuh dan berkembang sedangkan ayahku dia selalu saja menganggap aku masihlah anak kecil yang tidak tau apa apa akibatnya berbagai macam larangan yang dibuat ayahku yang ditujukan padaku dan itu sangat membuatku kesal.tapi selain itu aku juga mempunyai banyak kenangan manis bersama ayahku,jujur dia selalu menganggap aku anak kecil yang tak tau apa apa jadi setiap dia pulang kerja aku selalu mendapatkan pelukan hangat darinya dan aku selalu menceritakan semua kejadian hari itu padannya,dan itu membuat itu membuatku sangat senang cerita pada ayahku tapi yah balik lagi dia selalu menganggap aku anak kecil.

      Dannnn ada suatu kondisi dimana semua itu telah hilang. Semua kebiasaan yang aku lakukan bersama ibu dan ayahku pun telah berbeda dan aku tumbuh menjadi anak mandiri. Ditunggu part 2 yah.......

Insecure

 By Andi Assahra



   Hi everyone! Kenalin nama gue Anya gue saat ini menginjak usia 16 tahun dan duduk dibangku kelas XI SMA. Katanya sih masa paling indah adalah masa SMA tapi pasti semua orang punya ceritanya masing-masing. Nah kali ini gue mau ceritain sedikit kehidupan gue yang udah lama gue pendam banget. Sebenarnya tuh gue orangnya itu insecurean banget tapi ada lah cara gue buat nutupin.

   Mungkin kata insecure sudah familiar (terkenal) kamu dengar. Tapi kebanyakan teman-teman gue itu insecure pada fisik mereka masing-masing. Gue juga insecure tapi bukan masalah fisik, jujur aja yah,, gue paling insecure dengan Pendidikan/pengetahuan teman-teman gue. Rasanya emang gak enak aja gitu, teman-teman gue pada hebat, pengetahuannya tinggi amat sedangkan gue, rasanya otak ini ya gimana yah.  

   Tapi gue kasih tau yah, insecure itu gak boleh yah teman-teman apa lagi soal fisik, fasilitas dll. Kita harus mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Di kasih kesempatan hidup aja kalian harus bersyukur banget. Tapi menurut gue kalau insecure mengenai pendidikan, jadiin aja motivasi biar lebih giat lagi belajar. Guys sampai sini dulu yah, jangan lupa pakai masker!.

Hey, you rawr! pt.2

 "ahh akhirnya selesai" aku menghelah nafas setelah seharian duduk dimeja belajarku mengerjakan tugas yang sudah menggunung.

Malam itu aku tidak pernah sedikitpun keluar kamar,walaupun hanya untuk minum air.Seperti tak ada semangat setiap malam hari datang,setelah kuputuskan untuk menjauh,ternyata itu bukan jalan terbaik,bahkan itu jalan terburuk,duniaku berubah.Aku belum pernah seperti ini sebelumnya,sampai pada akhirnya aku menemukan akhir dari kita.


Setelah sholat biasanya aku selalu mengisi kembali jurnal harian tentang apa yang akan aku lakukan keesokan harinya,kulihat di cover belakang binderku ada 4 foto yg kuselipkan,foto yang selalu jadi semangat,foto yang selalu jadi alasanku untuk bahagia setiap harinya.


"People can change,but memories dont" kalimat sangat tepat untuk aku yang masih setia menyimpan semuanya dengan rapi,sebelum kita memutuskan untuk kembali bersama aku tau ini tidak akan lama,oleh karenanya aku selalu menghargai waktu denganmu,walaupun hanya sekedar berkeliling malam tanpa tujuan,dan ternyata saat itu menjadi pertemuan terakhir kita.


Setiap ku cek ponselku,aku selalu menunggu jam menunjukkan pukul 22:00. Aku selalu senang jika jam sudah menunjukkan pukul tersebut,tapi itu dulu.Sebelum semuanya pergi dan membuat hal kecil jadi tidak berarti lagi


Setelah semua rutinitas malamku lakukan,aku berbaring dikasur dan memilih untuk beristirahat,namun sesekali ku cek whatsappku hanya untuk memastikan kamu online atau tidak,dengan melihat mu online berarti sudah menandakan kamu baik baik saja. Rutinitas malamku menjadi berkurang setelah tidak denganmu,harusnya diwaktu seperti ini ada diantara kita yang akan bercerita tentang bagaimana hari ini,apa saja yang kita lakukan,dan hal hal random lainnya

Tapi untuk sekarang,aku menggantinya dengan sebuah rekaman suaramu dulu,isinya mengungkapkan bahwa dulu kamu takut kehilangan aku,dulu kamu takut tidak bisa lagi bersama denganku.Aku bersyukur masih bisa punya alternatif yang bisa menggantikan kebiasaan kita dimalam hari menjelang tidur.


Tapi aku begitu lemah,air mataku tak terbendung saat memutar kembali rekaman itu,setiap detiknya selalu ada rindu yang tak tersampaikan,aku memilih untuk menghubungimu terlebih dahulu.

" Boleh call? ", Sekitar lima menit,ponselku berdering namamu tertulis dilayar,akhirnyaku angkat,dan sejenak hening.

"Halo?" Katamu,setelah beberapa waktu diam. Aku tidak merespon sedikitpun,kamu mengulang ulang kata yang sama dan sesekali memanggil namaku,semakin kamu bicara semakin sakit yang kurasa,tangisku semakin menjadi jadi setelah tahu bahwa untuk bersamamu lagi adalah hal yang tidak mungkin lagi terjadi,kamu milik orang lain.

Meskipun begitu baik aku maupun kamu tidak memilih untuk pergi,lebib tepatnya saling mengikhlaskan untuk keadaan ini,padahal sebelumnya untuk berpisah dengan kamu tidak pernah masuk dalam rencanaku.

Terlalu lama terisak,hingga aku tidak sadar tertidur hingga pagi,dan telfon tersebut tidak mati,masih seperti dulu.






R

Minggu, 20 September 2020

Misteri Kamar Mandi Sekolah 2

 Oleh : Nurzalzabila 

    Hembusan nafas itu sangat kuat, dan tubuhku mulai merinding. Keringat dingin mulai bercucuran di keningku, aku pun langsung beranjak mencari gagang pintu yang ada di sebelah kiriku. Namun pintunya susah terbuka. Dan di belakangku terasa angin dingin yang berhembus seperti meniup pundakku. Suara hembusan nafas ini membuatku sangat takut, aku pun memberanikan diri membalikan tubuhku dan tidak ada siapa-siapa. Jantungku makin berdegup kencang, aku ingin berteriak tapi tidak bisa. Tubuhku rasanya kaku, badanku rasanya tidak bisa kugerakkan dan tiba-tiba ada sesuatu yang bergerak-gerak di atas kepalaku. 

    Sekarang aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh rambutku. Sedikit demi sedikit dan kali ini sangat terasa kalau itu adalah rambut seseorang, sebuah rambut yang sangat panjang dan menutupi wajahku. Sekuat tenaga aku memberontak, namun seperti ada yang memeluk dari belakang . Aku semakin tidak bisa bergerak. Dan akupun mulai kesulitan bernafas, suara hembusan itu semakin lama semakin jelas dari atas kepalaku. Aku mulai membaca doa dalam hati. Namun sulit sekali untuk mengeluarkan suara sampai akhirnya aku bisa bergerak dan ketika aku lihat ke atas. Aku melihat sebuah wajah dengan mata yang sangat merah. Hanya beberapa detik saja aku melihatnya, dan tidak lama kemudian sosok itu menghilang. Badanku yang kaku sudah bisa aku gerak kan, dan aku segera berlari keluar. 

    Didepan aku bertemu dengan teman-temanku yang sedang menunggu di pos satpam depan sekolah. Aku pun menceritakan kejadian tadi kepada teman-temanku, semua temanku pun kaget. Lalu ceritaku di tanggapi oleh pak satpam yang ada disitu mengatakan aku memang salah. Aku salah karena sudah memakai kamar mandi itu. Kamar mandi itu memang angker karena disitulah terjadi pembunuhan. Makanya setiap malam lampu di matikan agar tidak ada yang masuk. Satpam itu lanjut berkata, dia tidak tahu kalau aku ada di dalam kamar mandi itu. Karena saat dia lewat, semua pintu kamar mandi terbuka dan kosong. Aneh, padahal jelas-jelas tadi aku berada di dalam kamar mandi. 


7 Days With Him (4)

 Oleh : Nur Fakhirah


(4)

            Tak terasa sudah 5 hari berlalu sejak aku dan Mark bertemu. Dan tak terasa pula selama 5 hari itu aku dan Mark banyak menghabiskan waktu bersama, benar-benar momen yang menyenangkan. Seperti saat ini aku dan Mark sedang berada ditaman kompleks perumahan untuk menghirup udara malam yang segar. “Jadi kapan lo bakal kembali ke Kanada?” Tanyaku pada Mark. Saat melontarkan pertanyaan tersebut ada rasa sedikit sesak didalam hati ku. Aku tak sanggup mendengar jawaban Mark, tapi aku juga sangat penasaran. Rasanya jadi serba salah saja. “Mungkin dua hari lagi” Jawab Mark tanpa melihat ke arahku. Aku sedikit menundukkan kepalaku saat mendengar jawaban Mark, rasa sesak yang ku rasakan tadi jadi semakin bertambah.

            Setelah pulang dari taman kompleks pikiran ku menjadi kalut. Kenapa aku bisa memiliki perasaan seperti ini pada Mark, padahal pertemuan pertamaku dengannya tidak berkesan baik, tapi mengapa selama 5 hari menghabiskan waktu bersamanya, perasaan yang ku cegah agar tidak semakin tumbuh malah menjadi sebaliknya. Aih semakin memikirkannya membuat perasaan sesak itu muncul lagi.  

            Di saat aku masih terus saja termenung, orang yang sejak tadi kupikirkan tiba-tiba saja muncul di ambang jendela kamarku “Kalau malam tuh jendela kamar ditutup, bukan dibiarin terbuka begini!, lo mau kemasukan maling” Aku mendegus kesal mendengar Mark berbicara, entah mengapa nada biacaranya terdengar begitu menyebalkan ditelinga ku. Dia ini bisa menyenangkan sekaligus menyebalkan dalam satu waktu. “Lo juga yang salah ngapain larut malam ke rumah orang!” Ucapku dengan nada ketus. “Itu… lo mau ngga temenin gue ke bioskop besok setelah lo pulang sekolah?” Tanya Mark sambil menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal. Jujur saja aku sangat senang saat mendengar ajakan Mark tapi aku berusaha untuk tetap terlihat tenang jadi aku hanya mengangguk sebagai jawaban. “Kalau begitu sampai ketemu besok dan jangan lupa mimpi indah” Dan setelah itu Mark benar-benar sudah kembali ke rumahnya, menyisakan diriku dan suara degup jantungku yang tak mau berhenti berdebar kencang.

           

Bersambung ….

Akhir sebuah kisah (2)

 Kau terlambat...

    Hawa dingin memenuhi seluruh ruangan rumah ini. Seakan semua berubah di selimuti oleh karena es.'kau terlambat' kata-kata itu bergemma di sana. Wanita itu menjerit hebat 

  Ruangan gelap yang nyaris tak mendapat cahaya.hanya sinar bulan dari cahaya untuk melihat sekelilingnya. Wanita itu,masih wanita yang sama.bersender di kayu jendela yang terbuka .tatapannya kosong melihat sebuah kotak musik.Dia mengambil kotak tersebut lalu membukanya. Terdengar alunan musik yang bersenandung rapi tapi menyeramkan.dia menaruh kotak tersebut di atas meja dan mengambil pisau yang tersedia di meja kecil dekat ranjangnya.lama ia berdiam, kini ia mulai mengerakan pisah tersebut ke arah urat nadi di pergelangan tangannya 

   "Na...na..na..na.."ia bersenandung kecil sambil menyeset pergelangan tangannya secara melingkar senandung itu terdengar mengerikan. Wanita itu menyeset pergelangan tangannya tepat di atas kotak musik, sehingga darah bersibah memenuhi kotak musik yang masih berbunyi itu pisau itu sudah menyeset setenga... lalu  mulai memotang urat nadinya

Srrttt...

  Terima kasih telah membuat hari-hari ku indah setelah mengenal kalian saat 22 july aku tau senyuman itu. Senyuman kemenangan. Kau terlalu tanggu untuk ku kalahkan sekarang aku tenang.sekarang aku bersama mereka. Aku sudah bebas dari semua ini nikmati kehidupan barumu. 


Bersambung...

7 Days With Him (3)

 Oleh : Nur Fakhirah


(3)

            Aku mendengus kesal saat hawa dingin udara seakan menusuk sampai ke tulang-tulangku. Padahal tadi rencananya kami akan melakukan jogging, tapi semuanya kacau saat tiba-tiba hujan turun walaupun ini hanya hujan gerimis tapi udara dingin yang ditimbulkan seperti hujan deras. Untung saja bersamaan saat hujan turun tadi kami berada tak jauh dari sebuah mini market, ini juga sebenarnya sebuah keuntungan karena di kompleks perumahanku banyak toko dan mini market. “Mark kita masuk ke dalam mini market aja yuk, kalau tidak salah di dalam mini market ada di sediain alat seduh air panas jadi kita bisa makan mie cup di dalam” tanpa pikir panjang lagi Aku langsung menarik tangan Mark masuk ke dalam mini market.

            “Gimwana twadi? Mienya enwak nggwa Mwark?” Tanyaku pada Mark dengan mulut yang penuh dengan bakso. Jadi setelah kami makan Mie di mini market tadi kebetulan hujan sudah reda jadi aku mengajak Mark untuk singgah membeli bakso. “kalau mau bicara itu ditelan dulu makanannya, terus kalau makan pelan-pelan, mulut lo jadi belepotan sama saus nih”. Aku tertawa saat mendengar Mark berbicara, dia jadi seperti ibu yang memarahiku jika aku berbicara saat sedang makan. Lalu tiba-tiba saja aku membeku saat tangan Mark membersihkan ujung bibirku yang terkena saus. “Eh eh Mark nanti tangan lo kotor” Ucapku sedikit gugup, entah mengapa tiba-tiba saja jantungku berdetak dua kali lebih cepat seakan aku sedang melakukan lari marathon. “Ngga apa-apa, santai aja”. Dan tanpa disuruh Mark membersihkan ujung bibirku yang satunya lagi. “Aaaa ini ngga sehat banget buat jantung gue” Teriak ku dalam hati.

            Aku merebahkan badan ku saat aku sudah berada didalam kamar ku. Rasanya hari ini  menyenangkan sekali, hampir seharian aku menghabiskan waktu bersama Mark. Jika seperti ini bisakah aku meminta pada tuhan untuk menghentikan waktu ini sejenak. Padahal aku dan Mark baru bertemu sehari yang lalu tapi entah mengapa setiap kali bersamanya aku benar-benar merasa nyaman, dan ku harap ini bukanlah rasa nyaman sesaat saja, aku tak ingin rasa nyaman ini berakhir dengan cepat.

 

Bersambung …

Akhir sebuah kisah (1)

      

    Malam ini,  seorang wanita  tengah berjalan tergesa-gesa melewati jalan yang begitu sepi. Terang saja karna sekarang jam sudah menunjukkan 11.55. wanita itu memakai baju sekolah sesekali ia menghembuskan angin berupa asap karna keadaan yang sangat dingin.

  "Aku tidak boleh terlambat " katanya sambil menatap depan rumahnya  

  Kaki itu mulai melangkah dengan sangat cepat  memasuki rumah, nafasnya terdengar berat saat berada di depan pintu rumah itu. Tangannya sudah siap untuk membuka knop pintu kayu. Sebelum membuka dia memejamkan mata dan mengambil oksigen sebanyak-banyaknya 


Kreettt...

DEG..

   Matanya membulat, seketika tubuhnya bergetar hebat. Kini wajahnya tampak pucat. Tubuhnya lunglai dan ambruk dengan keadaan duduk. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan. Sebulir air mata keluar dari kelopak mata sebelah kanannya dan di susul dengan satunya lagi kini butiran air bening itu tidak terhitung, mungkin puluhan ratusan, hingga jutaan.


Bersambung....

7 Days With Him (2)

Oleh : Nur Fakhirah


(2)

            “Oh… jadi lo ini orang Kanada campuran Korea. Terus lo ngapain di Indonesia?” Tanyaku pada Mark. Jadi orang yang ku jadikan tumbal tadi namanya Mark Lee, katanya Dia itu orang Kanada tapi ibunya orang Korea. “Gue kesini untuk mengunjungi keluarga gue, karena kebetulan di Kanada saat ini semua sekolah sedang libur musim semi” Jawab Mark lalu meneguk habis air mineral yang dia beli ditoko sebelumnya. “Oh begitu…. Tapi kenapa lo bisa fasih berbahasa Indonesia?” Tanyaku lagi. Maklum saja aku ini tipikal orang yang memiliki kadar rasa penasaran yang tinggi. “gue dulu pernah tinggal di Indonesia saat berumur 11  tahun lalu saat umur 14 tahun gue kembali lagi ke Kanada”. Aku yang mendengar penjelasan Mark hanya mengangguk mengerti.

            Selama perjalanan aku dan Mark terus bercerita berbagai hal hingga tak terasa aku dan Mark sudah sampai di rumah ku. “Oh! This is your house? Ternyata kita tetangga” ucap Mark antusias sambil sedikit tertawa. Aku pun ikut tertawa saat mendegarnya berbicara menggunakan bahasa campuran. Lalu setelah itu kami berdua masuk ke rumah masing-masing, tapi sebelum itu Mark sempat mengucapkan selamat malam kepada ku terlebih dahulu dan aku pun juga membalasnya. Tanpa sengaja aku sepertinya merasa nyaman saat berbicara dengan Mark seakan itu memiliki euphoria yang berbeda.

            Keesokan paginya aku mendengar suara ketukan di jendela kamar ku. Karena kami tetangga secara kebetulan jendela kamar ku dan balkon yang ada dibagian samping rumah Mark berhadapan secara langsung dan itu hanya berjarak sekitar 2 meter jadi sangat mudah untuk Mark mengetuk jendela kamar ku. “Kenapa mengetuk pagi-pagi sih Mark, ini tuh hari minggu, gue masih mau tidur nih” ucapku sedikit kesal. “oh come on girl, wake up right now. Ayo kita keluar jalan-jalan, kemarin lo bilang mau traktir gue sebagai permintaan maaf”. Dan akhirnya Aku hanya bisa pasrah saat mendengar 3 kata terakhir yang di ucapkan Mark.  

 

Bersambung….

7 Days With Him (1)

 

Oleh : Nur Fakhirah


(1)

            “Huaaaa Mama tolongin Fiana. Fiana di kejar Nenek oceng” Teriak ku dengan histeris. Hari ini sepertinya aku benar-benar sial, tadi pagi Aku di hukum karena terlambat datang ke sekolah dan sekarang diperjalanan pulang sekolah dikejar orang gila, entah sebesar apa dosaku kemarin sampai bisa sesial ini. Dan saat aku melihat ke belakang Nenek oceng masih terus mengejarku sambil membawa saji besinya, membuatku semakin ketakutan. Aku terus berlari berharap ada seseorang yang bisa ku jadikan tumbal pengganti diriku agar Aku tidak dikejar Nenek oceng lagi.

            Setelah berlari cukup jauh Aku melihat seseorang sedang berjalan ke arah ku juga, dan sepertinya dia adalah tumbal yang pas untuk ku, dia pasti bisa mengalihkan Nenek oceng karena dia adalah seorang laki-laki, tenaganya pasti lebih kuat. Saat aku sudah sampai di hadapannya aku mendorongnya mendekat pada Nenek oceng hingga dia menubruk Nenek oceng, “Woy apa-apaan lo!” teriak orang itu padaku sambil berusaha menghindar dari pukulan Nenek oceng, “Maaf-maaf, gue terpaksa, lain kali kalau ketemu gue traktir deh, makasih” Ucapku sambil terus berlari meninggalkan orang tersebut yang dipukuli Nenek oceng.

            Saat kurasa Aku sudah berlari cukup jauh, Aku pun berhenti sejenak untuk mengatur nafasku dan sekaligus singgah membeli minuman di sebuah toko. “Huh akhirnya bisa lega juga” ucapku setelah meneguk air mineral yang ku beli di toko tadi, lalu tiba-tiba ada orang yang menepuk bahuku, membuatku berbalik dan betapa terkejutnya Aku saat melihat orang tersebut, bahkan karena terlalu terkejut Aku sampai menyemburkan air yang berada di mulutku hingga mengenai wajah orang itu. “Setelah membuat gue dipukul orang gila sekarang dengan  seenak jidat, lo nyemburin air ke muka gue, dan bahkan lo dan gue ngga saling kenal!” ucap orang itu, terlihat jelas di raut wajahnya dia sedang berusaha untuk menahan emosinya. “Hehehe maaf ya kalau gitu ayo kenalan, kata orang kalau tak kenal maka tak sayang” ucapku sambil tertawa ringan.

 

Bersambung…

Guardian Angel 5

 Part 5

             “Natalia ayo cepat nanti Ibu akan terlambat”,kata Ibu Natalia. Natalia hanya mengabaikan perkataan Ibunya.  Selama perjalanan ke sekolah, Ibu dan Natalia hanya diam dan sibuk dengan pekerjaannya masing – masing. Saat sampai di gerbang sekolah, Ibu Natalia mencium jidat Natalia dan secara spontan Natalia kaget dengan apa yang dilakukan Ibunya karena biasanya dia tidak begini. Natalia pun hanya diam dan langsung masuk ke sekolah, sebenarnya Natalia sangat sayang Ibunya karena cuman Ibunya yang dia miliki sekarang. Saat Natalia bersantai di kamarnya, tiba – tiba ada yang mengetok jendela kamarnya. “tok...tok...tok...”.

            Natalia pun kaget dan sengaja membuat dirinya tidak mendengar suara apapun. Tetapi ketukan di jendela berbunyi lagi, maka dia pun langsung membuka jendela kamarnya. Ternyata itu adalah kak Narisimha, “Hai, adik comelkuu, ayo kita main ke taman kata Narisimha dengan senyuman yang begitu indah. Natalia pun sangat senang dan akhirnya mereka berdua pergi ke taman. Saat perjalanan ke taman, Natalia masih penasaran dengan kejadian kemarin, maka diapun langsung menanykan kepada Narisimha.Tiba – tiba Ayah Narisimha muncul lagi di depan mereka. Narisimha pun menyuruh Natalia untuk bersembunyi, tetapi kali ini Natalia sangat tidak ingin lagi bersembunyi dan ingin mengetahui siapa sebenarnya lelaki itu.

            Maka terjadilah pertempuran antara seorang anak dan Ayah. Natalia pun sangat kaget karena perkelahian ini bukan perkelahian seperti biasa melainkan dia bisa melihat Narisimha dan orang itu terbang. Beberapa menit kemudian, Narisimha terjatuh tersungkur ke jalan dan sudah kehabisan energi Natalia pun mendekat untuk membantu Narisimha. Narisimha pun sekali lagi memperingatkan Natalia untuk menjauhi dirinya dan sekali lagi Natalia tidak ingin mejauh. Tiba – tiba, mata Narisimha langsung berubah menjadi hitam pekat dan di giginya keluar taring yang sangat tajam karena dia tidak bisa lagi menahan hasratnya. Narisimha menoleh ke arah Natalia. Natalia pun secara spontan kaget dan sangat takut,dia  ingin kabur tetapi sudah terlambat. Seketika itu pun juga Narisimha langsung meloncat dan mengigit leher Natalia. Natalia sudah kehilangan nyawanya dan lehernya tercabik – cabik . Setelah itu, Narisimha pun langsung sadar atas perbuatannya. Narisimha sangat menyesal dan membenci dirinya karena tidak bisa menjadi Guardian Angel Natalia, melainkan dia sendiri yang membunuh Natalia.

                                                                         --- Tamat ---


Cause I Love Him

 

Hy girls! Teruntuk kalian yang banyak menghabiskan masa - masa sulit di dunia ini. Baik dalam perihal keluarga, teman, dan yang paling banyak nih, CINTA. Kalian harus kuat yah, hidup itu ganas, lebih ganas daripada masuk di kandang macan. Jangan membuat dirimu menjalani hal - hal yang sulit, buatlah semuanya menjadi indah walaupun itu sulit. Bahagia itu gratis Bro!

Soal cinta. Percintaanku juga rumit, tapi Aku kuat kok, sekuat baja. Nama lainnya pura - pura kuat sih, hehehehe nggk lucu Mbak yah. Terkadang Aku tuh kezel banget sama dia (cowok gue yah), dia tuh orangnya nggk peka-an atau pura - pura nggk tau gitu, kan ngezelin gys. Tapi, Aku coba ngerti, dia orangnya emang gitu. Yahh, satu sama lain kita harus saling mengerti.

Tersenyum! Setiap ada masalah di antara kita, Aku selalu pura - pura kuat dan tersenyum di balik kesedihanku. Namun, itu semua kulakukan karena tidak ingin melukai hatinya, tidak ingin membuat dia merasa bersalah, dengan kata lain "Cause I Love Him".

Guardian Angel 4

 Part 4


            Keesokan harinya, Natalia mendapat kabar dari Bibinya bahwa tetangga nya telah meninggal. Natalia pun sangat bingung karena kemarin dia sempat melihat bahwa dia baik-baik saja. Semenjak kejadian tadi malam, Natalia dan kakak itu semakin dekat. Mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Kakak itu bernama Narisimha. Narisimha sangat senang dengan Natalia, karena Natalia adalah sosok anak yang sangat baik.

            Tetapi sayangnya, Natalia dan Narisimha hanya bertemu di malam hari. Malam itu, mereka berdua sedang main bersama di taman. “kak Narisimha, kenapa kakak hanya bisa bertemu dengan ku di malam hari ?, tanya Natalia yang duduk dengan Narimsiha di kursi taman. Narisimha pun terkejut dengan pernyataan itu dan mulutnya tidak bisa berkata. Narisimha pun langsung mengubah topik pembicaraan, dia langsung mengajak Natalia untuk pulang ke rumahnya karena sudah waktu istirahat untuk Natalia.

            Di tengah perjalanan ke arah rumah Natalia, tiba – tiba ada yang menghadangnya. Natalia pun kaget begitupun juga dengan Narisimha. Ternyata itu adalah Ayah Narisimha. “Segar juga yah darah anak itu, mengapa kau bersama dengan anak manusia itu ?”, kata Ayah Narisimha. Mendengar perkataan itu, Narisimha langsung menyuruh Natalia untuk lari dengan cepat sampai ke rumahnya. Natalia pun lari dengan raut wajah kebingungan.

Bersambung...

Kakak Kelas 4

 
Oleh     : Nabilah Nurul Inayah

Part 4



    Sakit ,hancur, dan tak berdaya yang kurasakan saat aku harus menerima kenyataan ini. Karena semua harapanku dan mimpiku telah sirna karenanya. Harapan untuk bisa bersama dan dekat dengannya seperti wanita yang telah bersamanya itu, dan mimpi itu memudar, karena mimpi untuk mendekatinya tak bisa lagi kuteruskan. Semuanya pupus, aku hanya bisa terus tersenyum. Teman-temanku terus menyemangatiku untuk tetap tabah. Ya, walaupunitu sangatlah sulit untuk kulakukan,

    Sejak Kejadian itu, aku sadar. Sadar jika dia, kakak kelasku, telah bersama wanita itu. Aku  tak bisa mencampuri urusan mereka dengan masalah pribadiku, dengan masalah perasaanku karena telah mennyukainya terlalu dalam. Kuputuskan untuk menyimpannya. Menyimpan kenangan semasa aku dan kakak kelas itu bisa dekat, kenangan yang hanya dapat melihatnnya dari jauh, menunggunya lewat , saat beberapa kesempatan bisa dekat dengannya, saat dimana aku bisa merasakan bahagia akan kehadiraannya meski tak saling bicara. Aku  hanya bisa  mengukir dan menyimpan  kisah ini. Kisah yang begitu indah saat pertama kali, meski kini kenangan  itu telah berubah jauh dari yang kuharapkan. Karena nyatanya aku dan dia tak bisa bersama dalam sebuah hubungan yang kuinginkan, lebih dari hanya sekedar mengenal dan dekat. Karena cintanya bukan untukku, cintanya hanya untuk wanita yang istimewa di matanya itu, wanita yang menjadi kekasihnya.

    Tak sedikitpun niat untuk merusak hubangannya dengan wanita itu. Karena aku hanya ingin melihat dia bisa bahagia bersama orang yang ia sayangi dan cintai. Meski aku kecewa, tapi rasa kecewa itu seakan sirna. Meski harapan untuk bisa bersamanya telah hilang. Namun kenangan  itu tersimpan rapi dalam kenanganku bersamanya.  Semua perasaanku yang mengubur kenangan bahagia meski pun rasa bahagia itu hanya untukku, karena dia tak pernah menyadarinya, sampai saat ini. Karena kini, kisah ini hanyalah kisah tentang aku dan kakak kelasku.


~TAMAT ~

Bersyukur

 

    Hay! Namaku Anin, aku mempunyai 3 sepupu yang namanya Bintang, Binar, dan Bertin. Kami memiliki perbedaan umur masing - masing 1 tahun dari yang tertua sampai yang termuda yaitu, Bintang, Binar, Aku dan Bertin. Sejak SMP sampai SMA kami selalu bersama, itulah mengapa kami sudah sangat akrab dan orang - orang mengetahuinya. Ohiya, sejak SMP sampai SMA Aku, Binar dan Bertin tinggal bersama dirumahku, sebab rumah mereka jauh dari sekolah.

    Namun, walaupun kami sangat dekat kami tetap memiliki perbedaan yang sangat banyak. Namun diantara perbedaan itu, hanya Aku yang merasa memiliki banyak perbedaan dan ketidakcocokan di antara mereka bertiga. Bisa dibilang Aku sendiri yang kurang percaya diri saat bersama mereka. Aku hanya insecure dengan mereka yang mempunyai banyak kelebihan, namun Aku tahu setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihannya sendiri. 

    Jadi, mulai sekarang Aku akan membiasakan diri bersama mereka. Sebenarnya mereka baik denganku, hanya Aku saja yang merasa insecure sendiri. Begitulah hidup. terkadang kita ingin hidup seperti orang lain begitupun sebaliknya, banyak orang yang ingin hidup seperti kita. Maka dari itu hanya satu kata yang pantas kita ucapkan untuk kehidupan kita, "bersyukur". 

Kakak Kelas 3

Oleh    : Nabilah Nurul Inayah

Part 3

    Kini semuanya berbeda kurasakan, setelah aku mengetahui sosok wanita yang sedang dekat dengannya. Wanita yang istimewa di matanya, wanita yang ia kagumi. Ya itu lah yang terjadi, dan wanita itu bukan aku. Karena aku bukanlah wanita yang ia kagumi, dan juga wanita yang tidak terlihat istimewa di mata kakak kelas itu. Hampa  kosong, dan sakit saat melihat mereka jalan bersama didepan kelasku. Karena harapan saat ini telah pupus, pupus karena kakak kelas itu sama sekali tak menyadari keberadaanku di sekelilingnya. Keberadaanku dimana saat dia berada, disitulah aku berdiri melihatnya.

    Kecewa, itulah yang aku rasakan. Kenapa dia tak memberi kesempatan untukku mendekatinya. Seolah aku hanya datang, terdiam, melihatnnya dan berlalu di hadapannya. Mungkin ini salah, karena aku lah yang tak berani untuk memulainya sehingga ia tak pernah menayadari keberadaanku. Tapi kenapa dia tak memulainya dulu? Kenapa harus aku? Perasaan ini terus bergulir. Semakin kurasakan, semakin kumenyadari. Ternyata selama ini aku terbawa oleh situasi yang tak seharusnya aku disana. Kedalam harapan palsu yang dia berikan. Rasa itu terus menguat, bahwa aku salah menilai perasaan dia padaku. 

    Tak berlangsung lama, setelah ku mengetahui kedekatannya dengan wanita itu. Wanita yang ia kagumi, dan wanita yang istimewa di matanya. Cinta telah bersemi diantara mereka, tak lama setelah satu bulan aku mengetahui hal ini. Selama itu juga, aku hanya bisa seolah tersenyum akan kepedihan ini. Suatu halyang sama sekali tak memihakku, dan hanya membuatku bisa terdiam begitu saja tanpa mampu bertindak lebih untuk memenangkan perasaanku. Aku sadar, dan aku mengetahui tak sepantasnya aku ikut canpur tentangnnya. Siapa aku? aku bukan siapa- siapa dia, dan aku tak punya hak atas dia. Mereka kini telah menjadi sepasang kekasih. Terlihat begitu jelas dari sikap dia berbeda dari yang semula kukenal. Aku hanya bisa melihatnya dari jauh dan terus tersenyum walaupun itu sangat sakit.

Misteri Kamar Mandi Sekolah 1

 Oleh : Nurzalzabila


   

 Namaku Renata, Aku bersekolah di salah satu sekolah berasrama di kota Barru. Sekarang aku kelas tiga SMA, selama 2 tahun lebih aku bersekolah disana akhirnya aku tahu cerita yang tersimpan di lorong menuju wc sekolah. Ada yang bilang kalau sekolah ku ini berhantu, karena sekolahku ini adalah bekas sekolah SD yang dulunya pernah ada kejadian. Kata orang-orang dulunya ada guru di sekolah ini meninggal dengan cara di tikam sepuluh kali dengan pisau yang pelakunya adalah menantunya sendiri.

    Awalnya aku tidak begitu percaya sampai aku mengalaminya sendiri. Sekitar jam 5 sore aku masih latihan basket di lapangan sekolah, karena minggu depan akan ada perlombaan antar sekolah. Jadi sampai jam segini kami masih latihan. Akhirnya selesai juga "Dina, aku ke kamar mandi duluan ya", kataku kepada temanku. Aku berjalan tenang melewati lorong kelas yang sudah tampak gelap karena lampu kelas belum di nyalakan dan sepi. Setibanya di kamar mandi aku gantung tasku dan buang air kecil. Baru saja ingin jongkok, tiba-tiba saja lampu kamar mandinya mati. Aku pun langsung berdiri dan mendekatkan telinga ke pintu, supaya aku tahu siapa yang mematikan lampu.

    Beberapa saat aku terdiam, ternyata tidak ada suara teman-temanku. Aku pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar mandi sedikit untuk melihat keadaan di luar pun sama gelapnya. Aku pun menutup kembali pintu kamar mandi lalu buang air kecil. Ketika selesai aku menggeserkan tubuhku sedikit ke kanan dan aku menginjak sesuatu. Ini seperti kaki seseorang, lalu aku mulai mundur beberapa langkah menuju tembok kamar mandi. Dan di dalam kegelapan itu aku merasa seperti ada orang bersamaku. Aku pun segera mengambil tas yang kugantungkan di belakang pintu, karena terburu-buru aku pun jatuh. Aku membungkukkan badanku meraba-raba mencari tasku. Tiba-tiba aku mendengar suara nafas, jelas sekali itu bukan suara nafasku. 

Kakak Kelas 2

Oleh    : Nabilah Nurul Inayah

Part 2

    Aku terus berharap, dan selalu kuberharap akan keberhasilanku untuk mendekatinya. Meraih dia yang terlalu jauh untuk ku dekati. Hari terus berganti, kesempatan untuk lebih dekat dengannya kini memihakku. Aku sering bertemu dengannya, dengan sosok kakak kelas yang kutunggu diawal pagi di sekolah kami. Walaupun  hanya sebatas melihatnnya lewat. Menunggu hal luar biasa yang selalu kuhadapi, yang mungkin luar biasa hanya untukku, bukan untuk dia yang belum menyadarinya.

    Banyak hal yang kini telah kuketahui dari dirinya, semakin kutahu, semakin dalam aku menyukainya. Seolah hanya dia satu-satunya yang ada dikepalaku. Menghiasi hari, disetiap kesempatan yang kulalui. Walau jarak memisahkan aku dan kakak kelas itu. Namun satu hal yang belum bisa kulakukan, dan saharusnya ini kulakukan sejak lama, sejak pertama kulihat dia. Tapi keberanianku telah entah kemana bersama rasa yang membuatku merasa canggung untuk menyapanya. Walau ini sederhana, tapi bagiku ini hal yang sangat sulit dan tak mudah untuk kulakukan.

    Tak seperti biasa sapaan yang kuberiakan pada kakak kelas yang lain. Beda itu wajar, ini mungkin rasanya. Karena rasa itu berbeda saat kutemui pria manapun selain dia, kakak kelas itu. Aku sadar akan perasaan itu, dan aku mengetahinya kalau aku menukai sosok kakak kelas itu. Tak bisa kupungkiri lagi, ini telah berlangsung lama. Hampir setahun, namun tertunda. Hanya karena aku yang tak tahu cara mengungkapkannya hanya bisa sekedar melihatnya dari jauh.

Kakak Kelas

 oleh : Nabilah Nurul Inayah 

Part 1

    Setia, ya setia, itulah kata untuk mengawali kisah ini. Setia akan penantianku, kisah yang memilukan dimulai awal Juli lalu. Dimana aku menemukan sosok dia, dia yang saat itu diposisi sebagai kakak kelasku. Aku memimpikan hal ini sejak lama, sejak masa yang tak pernah terhitung sampai akhirnya aku mengenali sosoknya. Sosok kakak kelas yang kuketahui dari sebuah nama. Nama yang pernah kucela karena keunikannya. Setelah sekian waktu, aku mencoba mengenalinya. Menunggu untuk sebuah awal kisah yang akan aku tuliskan antara aku dan kakak kelas.

    Seiring berjalannya waktu setelah kukenali sosok dibalik nama itu. Wajah tampannya tampan, tinggi, anak olimpiade matematika, dan dia ketua eskul basket. Begitulah ungkapku tentang dia dan itulah yang kutahu. Sempat tak percaya, kenapa rasa ini bisa muncul. Rasa antara suka dan hanya rasa spenasaran saja, itulah perasaan yang kurasakan sejak pertemuan singkat sewaktu kegiatan sekolah siang itu. Aku terus memandanginya kala itu, bahagia bisa bertemu meski sesaat dan mungkin awal yang baik aku rasakan.

    Sejak pertemuan itu, aku sadar aku benar-benar telah menyukai dia, yang menutup celah hati untuk tak merelakan orang lain mendekatinya. Dia ialah kakak kelas itu. Satu semester di sekolah berjalan indah, aku yang hanyut dalam mimpi-mimpiku terus melaju mengejar mimpiku itu. Mimpi untuk menggapai hatinya, meski tak pernah tahu kapan itu akan berhasi. Bahagia akan kehadirannya, sepi bila tak melihatnya, Itulahlah yang kurasa diantara semangat itu.


INSECURE

Oleh Thia Mutiara


  Merasa tidak percaya diri, merasa aneh, merasa tidak berguna, merasa tidak ada hal yang menyenangkan dari diri sendiri. Yaa aku pernah melalui masa-masa itu. Masa di mana aku selalu mengutuk diriku sendiri, merasa aku adalah orang yang sangat tidak beruntung, merasa Tuhan tidak adil.

  Ternyata mencintai diri sendiri itu jauh lebih sulit dari pada mencintai orang lain. Tidak mudah untuk berdamai dengan kenyataan. Kenyataan bahwa kita tidak sesempurna orang lain.

    Sosial media menjadi alasan mengapa aku menjadi insecure. Contohnya Instagram. Sebelum mengenal instagram kupikir hidupku baik-baik saja. Aku bangga terlahir menjadi aku saat ini. Aku tidak pernah mengeluh atas takdir yang diberikan Tuhan padaku.

     Namun setelah aku memasuki dunia maya dan aku melihat ternyata banyak sekali perempuan yang cantik, body goals, smart, good voice, kaya dari lahir, dan di kelilingi teman-teman yang menyenangkan.

   Terlintas dibenakku, mengapa mereka harus terlahir sesempurna itu? Mengapa tidak ada kekurangan dalam diri mereka? 

   Paling parah, aku menganggap Tuhan sangat tidak adil. Mengapa aku dilahirkan dengan penuh kekurangan? Aku tidak cantik, aku gendut, aku tidak pintar, dan aku tidak kaya raya. Mengapa tidak ada satupun poin positif yang aku miliki untuk aku banggakan. Mengapa?

      Karena perasaan insecure  yang aku alami, perasaan tersebut terus tumbuh secara berlebihan, aku mulai malu untuk show up di depan orang banyak. Aku mulai menjadi pribadi yang introvert, aku tidak suka keramaian, aku tidak suka orang menatapku, dan aku sangat malu untuk di ajak berfoto.

    Karena kekurangan fisikku ini aku menjadi tertinggal, yang tadinya aku memiliki kepercayaan diri yang tinggi, berani tampil di depan banyak orang, tidak malu menjadi sorotan, sekarang aku hanya diam. Aku tidak berani mengeluarkan pendapat dan tidak berani menunjukkan bakat.

   Aku hanya berani menjadi penonton, hingga pada akhirnya aku berniat untuk mengubah tampilan fisikku. Mencoba berbagai macam skincare untuk wajahku yang dipenuhi oleh jerawat. Membeli berbagai macam kosmetik yang sedang tren. Bahkan aku mengubah posisi gigiku dengan kawat gigi agar aku terlihat lebih cantiik.

      Aku hanya percaya bahwa aku pasti bisa menjadi cantik seperti perempuan lain yang ada di Instagram. Aku percaya bahwa cantik itu butuh pengorbanan dan butuh proses.

  Hingga pada satu titik aku merasa perjuanganku untuk menjadi cantik sia-sia. Semakin aku merawat diriku, semakin aku terlihat aneh. Mencoba skincare ini dan itu, yang ada malah wajah ku semakin hancur, jerawatku semakin banyak.

       Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang sempurna melainkan hanya Tuhan yang telah menciptakan kita. Dan menjadi seseorang yang tidak sempurna itu bukanlah kesalahan atau aib yang mesti membuat kita malu.

  Hal yang perlu kita lakukan adalah mensyukuri apa yang kita miliki, menerima segala apa yang ada dalam diri kita. Tidak perlu merasa takut dan berkecil diri.

  • Berhenti untuk membandingkan dirimu dengan orang lain
  • 2Belajar membuka diri terhadap dunia luar
  • Tunjukkan bakatmu, percayalah kamu itu hebat
  • Syukuri apapun yang kamu miliki.

3A

 Oleh : Nurzalzabila

      


     Alzura, Arinda, dan aku alsa adalah tiga orang aneh, kata orang-orang sih. Tapi menurutku kami tidak aneh hanya berbeda saja dengan yang lainnya. Kami bertiga mempunyai kesamaan yaitu kami suka ngupil. Ya... mungkin kebanyakan orang jijik, tapi menurut kami itu adalah suatu kenikmatan yang bisa kita lakukan disaat kita punya waktu luang. Alzura adalah sahabatku yang paling takut sama cowok. Kebanyakan orang saat SMA pasti sudah pernah merasakan jatuh cinta apalagi pacaran, itu sudah umum. Alzura itu cantik, tinggi, putih, pintar, kece, suka ngupil, kentut, dan lain-lain. Pokoknya menurutku alzura itu udah perfect banget. 

    Kalau arinda itu sahabatku yang paling ribet. Udah dandan paling lama, lemot tidurnya ngorok, dan sangat susah dibangunkan. Tapi dia orang paling cantik di antara kami bertiga, dan paling lama ngupil. Terus paling susah move on, terkadang aku bosan mendengar curhatannya yang selalu di sakiti. aku sudah memberinya nasehat tapi tak di dengarkannya. Sekarang tentang aku, aku itu manis, putih, kalau ngupil nggak boleh ada yang ganggu. Kalau soal cinta aku jagonya, sering banget memberikan nasehat . Tapi percintaan sendiri bermasalah dan nggak tahu harus bagaimana. 

    Suatu ketika Alzura, Arinda, dan aku jalan-jalan di mall. pas kita kita bertiga turun di mobil, lalu masuk ke dalam mall orang-orang pada memperhatikan kami bertiga. Kami bertiga pun risih di lihat seperti itu, aku pun melihat Alzura, Arinda, dan diriku apakah ada yang salah dengan gaya kami bertiga. Akhirnya karena tidak tahan di perhatikan orang-orang, kami pun membuat rencana jail supaya orang-orang jijik dan tidak melihat ke arah kami bertiga yaitu ngupil di depan orang-orang. Dan itulah awal kami bertiga suka ngupil, Dimanapun kami bertiga. Untungnya pacar Arinda nggak jijik malah kadang dia menemani Alzura ngupil. Yang kasihan adalah Alzura, mungkin alasan dia nggak di dekati cowok karena dia suka ngupil.  Yang kasihan dan yang standar-standar itu aku. Beberapa hari yang lalu aku minta putus dengan pacarku karena dia juga suka ngupil, takut kalau nantinya dia jadi suamiku. Kasihan anakku nanti, nanti tangannya dua-duanya untuk ngupil. Mending di cegah dari sekarang. 

Good girl

 Part 4

Hari demi hari. Tahun berganti tahun. Dimana aku dinyatakan lulus Cumlaude jurusan Manajemen Bisnis. Aku sudah merintis beberapa bisnis. Kini aku sedang ldr dengan Abyz, dia sedang melanjutkan kuliahnya di luar negeri tepatnya di Belanda dikarenakan permintaan dari Ayahnya. Berbagai masalah yang datang dari hubungan kami namun kami berusaha untuk mengerti satu sama lain. Clara dan Cika pun satu Universitas disekolahku. Dimana Clara yang mengambil jurusan Kedokteran dan Cika yang mengambil jurusan Hukum. Walaupun kami sibuk satu sama lain tapi kami masih sering menyempatkan waktu untuk bertemu. 

Ibuku kini sekarang sudah mulai mengikhlaskan kepergian Ayahku. Lewat dorongan dan semangatnya lah aku bisa sampai sekarang. Membangun usahaku sendiri, dari aku yang selalu bekerja part time membantu Ibuku untuk membiayai kuliahku. Sekarang Ibuku tak perlu lagi bekerja dari pagi sampai malam untuk mencukupi hidup kami. 

Hari ini adalah kepulangan Abyz dari Belanda setelah menyelesaikan kuliahnya. Dia telah memintaku untuk menjemputnya di Bandara. Aku pun sudah mengenal kedua orang tua Abyz, mereka dulu tak pernah membahas bagaimana perekonomian keluargaku. Mereka menerimaku apa adanya, pikirku yang sedang menunggu Abyz diruang tunggu Bandara. Setelah beberapa menit aku melihatnya berjalan menujuku sambil menggeret kopernya. 

“Hy, gimana perjalanannya?”. Tanyaku sambil tersenyum dan memeluknya.

“Alhamdulillah lancer-lancar aja si”. Ucapnya membalas pelukanku. Hingga akhirnya kami pun pulang.

Aku bersyukur dimana perjuanganku tidak sia-sia. Dimana aku telah sampai pada tahap ini. Aku mempunyai Ibu , pacar , dan sahabat yang selalu ada dibelakangku untuk menyemangatiku. Setiap sebulan sekali tentunya aku dan Ibuku selalu mengunjungi makan Ayahku sekedar untu melepas rindu. Dimana kedepannya aku harus menjalani hidupku yang lebih baik lagi. Tentunya bersama orang-orang yang aku sayangi.

TAMAT. 


Untukmu Ibu

 Oleh : Astri Dita Kashari

Tuhan memang adil, Tuhan akan segera memanggil orang -orang yang dia sayangi agar tidak terus menerus menderita di dunia. Seperti Ibu ku. Ibu telah dipanggil oleh Yang Kuasa untuk segera menempati tempat bahagianya. Meninggalkan kenangan indah yang telah dirajut di dalam keluargaku. Meninggalkanku,Ayah ku, meninggalanku, dan Keluargaku. Meniggalkan semua urusan duniawi. 


Ibu! Apa kabar di surga sana? Baik-baik kan? ibu! Kangen pelukan ibu, Kangen suara Ibu. Aku sangat merindukanmu dan benar-benar merindukan. Rasanya semua hanya seperti mimpi panjang dalam tidurku & aku sangat ingin terbangun dari mimpi ini. Seketika rasanya tak akan ada lagi kebahagiaan kecuali bersamamu. 


Ibu... Seketika rasanya takdir ini kejam sekali, Setiap kali merindukanmu aku hanya dapat menangis karena dengan cara itu aku bisa merasakan kehadiranmu di tengah-tengah kesakitanku akan kehilanganmu.

Ibu! Belum sempat aku melihatmu tersenyum bangga melihat pencapaianku, Rasanya seketika kebahagiaan dalam diriku sirna.

Ketika Ibu pergi untuk selamanya,semua merasa kehilangan Ibu..terutama Aku tiada henti menangis karna Ibu begitu cepat dipanggil oleh nya. Aku tau Ibu org yang baik,semuanya tau kebaikan Ibu. Makanya Allah begitu cepat memanggil Ibu. 


Ibu!, Aku kangen Ibu ! andai saja Ibu masih ada disini, pasti semuanya tidak bakalan seperti ini.

Aku kangen belaian kasih sayang Ibu. Aku selalu berd'oa dan minta sama Allah, jikalau aku tidur aku mau Ibu hadir di mimpi aku,aku hanya ingin dipeluk Ibu lagi,aku ingin tidur di pangkuan Ibu. Meski semua itu hanya dalam mimpi. Aku nggak papa, asalkan aku bisa melihat wajah Ibu lagi, dan senyuman  Ibu dalam mimpi itu krn slama Ibu pergi, Ibu gak pernah datang dalam mimpiku.

Guardian Angel 3

 Part 3

            Setelah makan malam bersama, Bibi memberi tahu Natalia bahwa dia ingin ke supermarket untuk membeli bahan makanan. Akan tetapi setelah mendengar perkataan Bibi, Natalia merasa tidak enak jika Bibinya lah yang harus keluar membeli bahan makanan. Jadi dia memutuskan untuk menggantikan Bibi nya ke supermarket. Natalia pun bersiap – siap untuk keluar. Saat di perjalanan, dia bertemu dengan Felisha dan Asyila. Akhirnya mereka bertiga berbicara di depan supermarket sambil makan ramen.

            Sebenarnya Natalia masih marah atas kejadian tadi, tetapi dia tahu bahwa itu bukan salah sahabatnya dan mereka bertiga berbaikan kembali. Di tengah perjalanan pulang, dia harus melewati lorong gelap itu lagi cuaca yang sangat gelap dan begitu suasana yang sangat dingin membuat dirinya takut. Tetapi, Natalia pun memberanikan dirinya untuk melewati lagi lorong yang sangat gelap itu. Tanpa sengaja dia melihat kakak perempuan yang memberikannya payung tadi meringis kesakitan di pojok lorong itu. Natalia pun langsung berlari ke rumahnya untuk memanggil Bibinya.

            “Bi...bi, Bibi..., tolong aku bantu kakak itu”. Kata Natalia. Bibi pun kaget karena Natalia lari dengan cucuran keringat yang begitu banyak dengan raut wajah ketakutan. Bibi dan Natalia membawa kakak itu ke rumahnya dan mengobatinya. “Kakak, sudah enakkan ?”. kata Natalia. “iya,aku sudah enakkan”.kata Kakak itu. Sebenarnya saat Natalia dan Bibi meninggalkan Kakak itu sendiri di kamar, kakak itu terbang melewati jendela rumah dan pergi mengisap darah manusia yang merupakan tetangga Natalia.

Bersambung...


Good Girl

 Part 3

Aku melihat Ayahku yang sudah tak sadarkan diri dan Ibuku yang menangis sambil memangku kepala Ayahku. Aku dan Abyz langsung saja membawa Ayahku kerumah sakit. Didalam perjalanan tak hentinya aku merapalkan doa dan berusaha menenangkan Ibuku yang sedang memangku kepala Ayahku dibelakang. 

     Sesampainya dirumah sakit Ayahku segera dilarikan di ruang ICU. 

“Yang sabar ya bu, pasti ayah baik-baik saja”. Ucap Abyz yang berada disamping Ibu sambil merangkul Ibuku dan aku. 

Pintu terbuka, keluarlah Dokter “ Dengan keluarga pasien?”.Tanya nya sambil menatap kami satu persatu.

“Ya kami keluarganya Dok’. Ucap Abyz sambil melangkah kearah Dokter.

“Maaf kami tidak bisa menyelamatkan nyawa pasien”. Ucap Dokter. Aku yang mendengarnya pun tersentak. Aku hanya bisa menangis, jujur aku tak bisa mengucapkan apa-apa. Aku berusaha menenangkan Ibuku yang menangis histeris. Pikiranku saat ini hanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku dan Ibuku. Aku telah mengikhlaskan Ayahku. Bagaimanapun dia disana tidak merasakan sakit lagi.

Pemakaman pun tiba. Semua yang mengurus pemakaman ini adalah Abyz yang dibantu oleh Clara dan Cika. Aku selalu disamping ibuku dan merangkulnya erat sambil menatap pusaran ayahku. Air mataku tak bisa kutahan melihat Ayahku yang meninggalkanku dan Ibuku. Abyz dan kedua sahabatku selalu menghiburku. Setelah pemakaman aku beserta yang lainnya pulang kerumah. Dimana Abyz yang selalu menggenggam tanganku dan Ibuku yang ditenangkan oleh Clara dan Cika. 

Dimana hari demi hari harus kupastikan aku dapat menjaga Ibuku dengan sebaik-baiknya. Prioritasku saat ini Ibu dan sekolahku. Harus kupastikan kedepannya aku dapat menjadi orang yang dapat mencukupi kehidupanku beserta Ibuku.

Bersambung…..


Rumus

 Oleh : Adnan Wijayah Qurgianto 




Jika disuruh memilih pilihan mana yang lebih menyakitkan, antara kau tidak bisa mengingat orang yang kau cintai atau kau tidak diingat oleh orang yang kau cintai, apa yang kalian pilih? Kuyakin banyak diantara kalian yang akan memilih tidak diingat oleh orang yang kita cintai. 


Tapi coba bayangkan berada diposisi saat kau terbangun dan separuh dari ingatanmu hilang entah kemana. Karena itulah yang saat ini aku rasakan. Rasanya begitu rumit, bagai rumus yang tidak aku mengerti dimasukkan paksa ke dalam otakku. Rasanya begitu rumit saat mereka semua bertingkah seolah aku adalah bagian dari mereka yang aku sendiri tidak paham akan hal itu. Untuk mengenali diriku saja aku tidak bisa. Amat sangat menyakitkan begitu mereka semua meneteskan air mata karena jawaban 'tidak' ku saat mereka menanyai apa aku mengingat mereka atau tidak. 


Dan hal yang paling menyakitkan adalah ketika mereka semua seolah-olah adalah yang paling tersakiti disini. Mereka memaksa, membentak bahkan menjerit meminta aku mengingat mereka. Akupun tidak ingin berada diposisi ini, hingga yang bisa kulakulan hanyalah memejamkan mata berusaha untuk tertidur, berharap ingatan itu akan kembali saat mataku kembali terbuka. 


Dia

 Aku tak tahu kapan perasaan ini yang entah dari mana atau kapan datangnya.tapi aku merasa setiap kali aku melihatnya hatiku merasa ada yang berbeda seperti jatuh hati mungkin, aku hanyalah senior disekolahku yang menyukai adik kelasku sendiri, yahhh kedengaran sangat anehh pasti(kata teman-temanku). Tapi ini lah yang kurasakan,menurutku kita tidak bisa memilih pada siapa kita akan jatuh cinta.

Pada suatu waktu aku berpapasan dengan yahh siapa lagi kalau bukan juniorku yahh DIA.aku sampe salah tingkah ketika tidak sengaja berpapasan denganku dan dia memberikan senyuman tipis juga padaku.aku sangat bahagia pada saat itu sampai pada akhirnya aku mendengar kabar bahwa DIA ingin pindah, dia pindah karna sebuah alasan yaitu papahnya pindah tugas di bandung.seperti diterjang ombak pada saat itu,hatiku sangat sedih karna pasti aku tidak akan lagi bisa bertemu dengan dia,dan yang paling penting aku tidak bisa melihat seyumannya.aku tidak bisa bayangkan betapa sedihnya aku nati ketika DIA sudah pergi meninggalkan aku dan sekoalh ini.

Tepat 2 minggu dia telah meninggalkan aku dan sekoalh ini, awalnya aku sangat sedih tapi lama-lama aku terbiasa dan ternyata aku tidak sesedih bayanganku pada waktu itu, berkat itu aku sanggat dekat dengan teman temanku karna sebelumya aku hanya memerhatikan dan memikirkan DIA yang belum tentu memikirkan aku.dan ternyata aku sangat bahagia bersama teman-teman ku sekarang. Hargailah orang-orang disekitarmu daripada kamu memikirkan sesutu yang tidak pasti.

Sekian cerpen saya

Nhayla ali.

Metamorposa 6

               “Sayang, bangun nak…” ucap seseorang sambil mengusap rambutku. Pasti itu mamaku.             “Hmm… iya ma” ucapku sambil du...