"ahh akhirnya selesai" aku menghelah nafas setelah seharian duduk dimeja belajarku mengerjakan tugas yang sudah menggunung.
Malam itu aku tidak pernah sedikitpun keluar kamar,walaupun hanya untuk minum air.Seperti tak ada semangat setiap malam hari datang,setelah kuputuskan untuk menjauh,ternyata itu bukan jalan terbaik,bahkan itu jalan terburuk,duniaku berubah.Aku belum pernah seperti ini sebelumnya,sampai pada akhirnya aku menemukan akhir dari kita.
Setelah sholat biasanya aku selalu mengisi kembali jurnal harian tentang apa yang akan aku lakukan keesokan harinya,kulihat di cover belakang binderku ada 4 foto yg kuselipkan,foto yang selalu jadi semangat,foto yang selalu jadi alasanku untuk bahagia setiap harinya.
"People can change,but memories dont" kalimat sangat tepat untuk aku yang masih setia menyimpan semuanya dengan rapi,sebelum kita memutuskan untuk kembali bersama aku tau ini tidak akan lama,oleh karenanya aku selalu menghargai waktu denganmu,walaupun hanya sekedar berkeliling malam tanpa tujuan,dan ternyata saat itu menjadi pertemuan terakhir kita.
Setiap ku cek ponselku,aku selalu menunggu jam menunjukkan pukul 22:00. Aku selalu senang jika jam sudah menunjukkan pukul tersebut,tapi itu dulu.Sebelum semuanya pergi dan membuat hal kecil jadi tidak berarti lagi
Setelah semua rutinitas malamku lakukan,aku berbaring dikasur dan memilih untuk beristirahat,namun sesekali ku cek whatsappku hanya untuk memastikan kamu online atau tidak,dengan melihat mu online berarti sudah menandakan kamu baik baik saja. Rutinitas malamku menjadi berkurang setelah tidak denganmu,harusnya diwaktu seperti ini ada diantara kita yang akan bercerita tentang bagaimana hari ini,apa saja yang kita lakukan,dan hal hal random lainnya
Tapi untuk sekarang,aku menggantinya dengan sebuah rekaman suaramu dulu,isinya mengungkapkan bahwa dulu kamu takut kehilangan aku,dulu kamu takut tidak bisa lagi bersama denganku.Aku bersyukur masih bisa punya alternatif yang bisa menggantikan kebiasaan kita dimalam hari menjelang tidur.
Tapi aku begitu lemah,air mataku tak terbendung saat memutar kembali rekaman itu,setiap detiknya selalu ada rindu yang tak tersampaikan,aku memilih untuk menghubungimu terlebih dahulu.
" Boleh call? ", Sekitar lima menit,ponselku berdering namamu tertulis dilayar,akhirnyaku angkat,dan sejenak hening.
"Halo?" Katamu,setelah beberapa waktu diam. Aku tidak merespon sedikitpun,kamu mengulang ulang kata yang sama dan sesekali memanggil namaku,semakin kamu bicara semakin sakit yang kurasa,tangisku semakin menjadi jadi setelah tahu bahwa untuk bersamamu lagi adalah hal yang tidak mungkin lagi terjadi,kamu milik orang lain.
Meskipun begitu baik aku maupun kamu tidak memilih untuk pergi,lebib tepatnya saling mengikhlaskan untuk keadaan ini,padahal sebelumnya untuk berpisah dengan kamu tidak pernah masuk dalam rencanaku.
Terlalu lama terisak,hingga aku tidak sadar tertidur hingga pagi,dan telfon tersebut tidak mati,masih seperti dulu.
R